GUBERNUR Provinsi Jilin Han Jun di China berseru agar impor batu bara ditingkatkan.
Melansir Global Times, Jumat (1/10/2021), Han menuturkan bahwa semua langkah yang diperlukan harus diambil untuk meningkatkan impor batu bara dari Rusia, Mongolia, dan Indonesia.
Dia menambahkan, pemerintah provinsi berjanji untuk meningkatkan stok batu bara untuk memastikan aliran pasokan listrik lokal.
Upaya peningkatan stok batu bara tersebut seperti meningkatkan produksi batu bara domestik dan meningkatkan keran impor.
Diberitakan sebelumnya, China dilanda krisis energi di mana banyak pabrik dan rumah tangga tidak mendapat pasokan listrik.
Penyebab krisis energi di China yang terjadi saat ini utamanya disebabkan karena raksasa energi China kehabisan stok batu bara.
Untuk diketahui, China adalah negara yang mengonsumsi batu bara dalam jumlah yang sangat banyak.
Pada 2019, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara berkontribusi lebih dari 51,8 persen dari seluruh pembangkit listrik negara.
Dengan demikian, ketergantungan China akan batu bara sangatlah tinggi sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (29/9/2021).
Ketika Beijing kehabisan stok batu bara, masalah lain muncul yakni melambungnya harga batu bara dunia saat ini.
Sementara itu, China Electricity Council menyatakan bahwa perusahaan pemilik PLTU batu bara di China sedang meningkatkan produksi listrik dengan biaya berapa pun.
Badan tersebut menambahkan, China perlu meningkatkan produksi dan pasokan batu bara sambil menjamin keselamatan dan perlindungan terhadap lingkungan sebagaimana dilansir Al Jazeera, Kamis.
Dengan demikian, diperlukan lebih banyak kontrak jangka menengah dan panjang untuk meningkatkan persediaan pembangkit listrik menjelang musim dingin.
Tetapi, para pedagang batu bara menggarisbawahi bahwa mencari sumber impor batu bara baru mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
“Rusia harus terlebih dahulu memenuhi permintaan dari Eropa, Jepang, dan Korea Selatan,” kata seorang pedagang batu bara yang berbasis di timur laut China kepada Reuters.
“Pengiriman dari Indonesia terhambat oleh curah hujan beberapa bulan terakhir. Sedangkan Mongolia (pasokannya) kecil,” sambungnya.