JAMBI – Warga di Kota Jambi mengeluh kesulitan mendapatkan BBM jenis solar di SPBU.
Warga mengaku harus antre berjam-jam demi mendapatkan BBM hingga Kamis (21/10).
Meski sebelumnya Pertamina mengatakan penyaluran BBM aman.
“Wah antre kadang sampai 1-2 jam baru bisa dapat solar,” kata salah satu warga, Isro.
Isro mengaku dirinya kadang telat bekerja gara-gara harus antre BBM. Dia mengatakan antrean pembeli BBM jenis solar sangat ramai.
“Mobil yang antre isi solar itu ramai nian, kadang mau terlambat gawean sopir karena antre biar dapat solar,” ujar dia.
Warga juga mengaku kesulitan mendapatkan BBM seperti Pertalite dan Pertamax.
SPBU yang sempat kehabisan stok BBM jenis Pertalite dan Pertamax itu antara lain SPBU Koni di Jalan Camar Sungai Asam, SPBU di Jalan Gajah Mada Jelutung, SPBU di Jalan Sumantri Brojonegoro Telanaipura, dan SPBU di kawasan Villa Kenali Mayang.
Warga lainnya, Hafiz Alatas, mengatakan dirinya telah mencari BBM jenis Pertalite sejak kemarin. Dia menyebut sejumlah SPBU di Kota Jambi memasang papan pemberitahuan stok Pertalite habis.
“Kami sudah dari kemarin cari Pertalite, di beberapa SPBU itu kosong. Pokoknya tidak ada lagi minyak jenis Pertalite itu. Saya juga lihat, di beberapa SPBU juga kosong minyak jenis Pertamax. Kita ndak paham kenapa ini kosong,” ujar Hafiz.
Dia mengatakan SPBU yang masih memiliki stok BBM bakal diserbu warga. Menurutnya, warga harus antre panjang demi BBM.
“Karena di beberapa SPBU kosong, lalu saya cari di SPBU arah kawasan Pall 5 Kota Baru, nah di situ lah yang ada, tapi saya rasa mungkin sekarang sudah habis kali, karena banyak yang kejar ke SPBU itu,” sebut Hafiz.
Kejadian ini tak sesuai dengan pernyataan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel yang memastikan kecukupan kebutuhan BBM di seluruh SPBU mengingat aktivitas masyarakat terus meningkat dan kembali normal.
Hal ini juga berpengaruh langsung pada peningkatan kegiatan perekonomian yang tercermin dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan pertumbuhan perekonomian pada semester 1 tahun 2021 sekitar 3,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Bahkan, pada kuartal 3 2021, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi di rentang 4 persen -5 persen year-on-year.
Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan mengungkapkan, adanya penurunan level pada program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah di Sumbagsel berdampak pada peningkatan konsumsi BBM retail dan industri.
Pada kuartal 3 (Q3) tahun 2021 konsumsi Gasoline di Sumbagsel mencapai 721.399 Kilo liter (KL), meningkat hingga 7,8 persen dibandingkan triwulan 3 tahun 2020.
Sementara untuk BBM gasoil, terjadi peningkatan sekitar 19,7 persen atau 78.948 KL. Selain adanya tambahan penyaluran, Pertamina Patra Niaga memastikan ketersediaan stok dan penyaluran Solar Subsidi.
Pertamina Patra Niaga melakukan monitoring penyaluran agar tepat sasaran antara lain dengan penerapan sistem digitalisasi dan pemantauan secara real time melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC).
“Dalam proses penyalurannya pun, Pertamina Patra Niaga juga mematuhi regulasi dan ketetapan pemerintah yang berlaku,” ujar Umar, Selasa (19/10).
Konsumsi harian Solar Subsidi di Sumbagsel sejak September 2021 mengalami peningkatan sebesar 5,8 persen atau 288 KL/Day dibandingkan rerata harian di periode Januari sampai Agustus 2021.
Pertamina Patra Niaga terus melakukan upaya agar stok dan penyaluran BBM Non Subsidi seperti Dexseries, Pertaseries, dan Pertalite dalam kondisi aman, upaya tersebut antara lain melalui penghitungan proyeksi kebutuhan Solar Subsidi dan memastikan suplai yang dilakukan dapat memenuhi peningkatan demand yang terjadi. Untuk stok dan penyaluran, masyarakat tidak perlu khawatir.
Selain berkoordinasi dengan pihak terkait, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk menyalurkan Solar Subsidi dengan tepat sasaran sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) 191/2014.
Jika lembaga penyalur atau SPBU terindikasi dan terbukti terjadi penyelewengan seperti melakukan penyaluran yang tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku, Pertamina Patra Niaga tidak segan memberikan sanksi tegas.
Hingga saat ini, tahun 2021 terdapat 7 SPBU di Sumbagsel telah diberikan sanksi berupa penghentian suplai, penutupan sementara, maupun sanksi seperti penggantian selisih harga jual Solar Subsidi akibat penyelewengan yang dilakukan seperti terbukti melakukan traksaksi yang tidak wajar, pengisian jeriken tanpa surat rekomendasi, dan pengisian ke kendaraan modifikasi.
Pertamina Patra Niaga juga menghimbau masyarakat untuk segera melaporkan ke aparat terkait jika diketemukan adanya indikasi penyalahgunaan BBM Subsidi di lapangan.
“Pertamina Patra Niaga akan terus berkoordinasi secara intens dengan aparat untuk melakukan penindakan secara tegas jika ditemukan penyimpangan penyaluran Solar yang tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku,” kata Umar.