JAMBI – Pembahasan lalu lintas truk angkutan batu bara sampai pada rapat yang diadakan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jambi, Senin lalu (15/11).
Dalam rapat itu hadirlah Gubernur Jambi Al Haris, Kepala Polda Jambi, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Wakil Wali Kota Jambi, para bupati, mahasiswa, sopir angkutan batu bara, investor, dan lainnya.
Dari sana, muncul kesepakatan untuk menyediakan jalur khusus truk angkutan batu bara di sekitar kawasan Muara Bulian – Tempino – Talang Duku, yang berada di Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi.
Jalan itu mengantikan Jalan Lintas Muara Bulian, Mendalo Darat, Muaro Jambi yang beberapa kali menjadi tempat terjadinya kecelakaan yang menewaskan mahasiswa/i.
“Jalur yang tadinya padat di ruas Mendalo-Muara Bulian dan juga yang selama ini sudah banyak korban, kita alihkan dan disepakati oleh Kapolda ke Tempino dan Bajubang. Dan nantinya jalur itu berada di Lingkar Selatan,” ujar Al Haris.
Ia pun mengatakan jalur itu masih harus diperbaiki. Pemerintah Provinsi Jambi sudah menggandeng investor untuk melakukannya.
Saat ini sedang ada kajian di jalur yang baru itu. Jalur Muara Bulian – Tempino – Talang Duku dipastikan siap dipakai sebagai jalur khusus angkutan batu bara.
“Sudah mulai sekarang memasuki pembebasan lahan. Ada juga ganti rugi. Kita dorong untuk pembangunan jalan khusus ini, maka permasalahan angkutan batu bara dipastikan sudah selesai,” tuturnya.
Dari yang didengar tim Jambikita, para sopir yang hadir di rapat tidak keberatan melewati jalur yang baru tersebut. Namun, mereka meminta ada kenaikan tarif angkutan truk batu bara.