BATANGHARI – Pemerintah Provinsi Jambi telah menyepakati jalur khusus truk angkutan batu bara melewati Muara Bulian – Bajubang – Tempino – hingga Talang Duku.
Warga Bajubang khawatir kesepatan ini bakal mengancam keselamatan warga dan anak-anak yang melintasi kawasan tersebut.
Pantauan di lapangan pada Kamis malam (18/11) hingga Jumat dini hari (19/11), aksi konvoi hingga salip menyalip dengan kencang masih terus terjadi di jalan sempit Penerokan kawasan Bajubang.
Warga sangat berharap pemerintah tidak menjadikan warga Batanghari menjadi korban jiwa selanjutnya.
Menurut Tokoh Pemuda Batanghari, Aji, kebut-kebutan sudah seperti kebiasaan buruk bagi sopir truk batu bara.
Padahal perilaku tersebut sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Apalagi ketika truk itu selesai bongkar muat. Muatan kosong ingin mengejar setoran.
“Perilaku itu sangat mengancam nyawa,” sebutnya.
Ia juga meminta pihak aparat untuk meningkatkan penjagaannya terhadap ruas-ruas jalan protokol yang ramai pemukiman warga pada siang hari, terutama di waktu para pelajar pulang sekolah.
Karena di kawasan Bajubang terdapat sekolah-sekolah dari TK hingga SMP juga terdapat zona aman anak sekolah yang harusnya dalam kecepatan rendah.
“SMA juga lewat jalan ini sebelum masuk ke simpang sekolahnya,” jelasnya.
Aji berkata kecelakaan bukannya tidak pernah terjadi di kawasan Penerokan. Terakhir, menewaskan Emi Soviah (45), warga RT 22 Desa Penerokan ditabrak truk kosong batu bara.
Kala itu sepeda motor matik yang dikendarai Emi hendak keluar dari arah Simpang Bahar menuju Desa Penerokan.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jambi menggelar rapat Pembahasan lalu lintas truk angkutan batu bara, di rumah dinas Gubernur Jambi pada Senin (15/11). Gubernur Jambi Al Haris memimpin rapat tersebut.
Pengalihan jalan itu mengantikan Jalan Lintas Muara Bulian, Mendalo Darat, Muaro Jambi beberapa kali menjadi tempat terjadinya kecelakaan yang menewaskan mahasiswa dan mahasiswi.