Pemerintah India pada Senin (20/12/2021) secara resmi telah mengizinkan impor minyak sawit olahan hingga akhir Desember 2022.
Langkah ini ditempuh oleh Pemerintah India sebagai upaya untuk menurunkan harga minyak nabati.
Selain itu, juga untuk mengalihkan pasar impor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) India menjadi impor minyak sawit olahan menyusul negara-negara produsen minyak sawit di dunia seperti Indonesia memungut pajak yang lebih tinggi atas pengiriman CPO daripada minyak sawit olahan.
Dalam keterangan resminya, Kementerian Perdagangan dan Industri India mengeluarkan pemberitahuan pada hari Senin yang mengatakan, impor minyak sawit olahan akan diizinkan hingga 31 Desember 2022.
Seperti dilansir dari Reuters, Kepala Eksekutif Sunvin Group, perusahaan pialang dan konsultan minyak nabati, Sandeep Bajoria, menyampaikan bahwa para pelaku industri di India diperbolehkan mengimpor 1,5 juta ton minyak sawit olahan dan 7 juta ton CPO pada periode 2021/2022 yang dimulai pada 1 November.
Tercatat, India memenuhi lebih dari dua pertiga permintaan minyak nabati dalam negerinya melalui impor, dan minyak sawit menyumbang lebih dari 60 persen dari total impor minyak nabati India tersebut.
Pada Juni 2021 lalu, Pemerintah India telah mengizinkan impor minyak sawit olahan selama enam bulan.
Bahkan, Pemerintah India sebelumnya pada hari Senin memerintahkan penangguhan perdagangan berjangka selama setahun di komoditas pertanian utama karena New Delhi berjuang untuk menjinakkan inflasi makanan.