Kualatungkal, AP – Jumlah pengangguran di Tanjabbar masih terhitung tinggi. Kendati angka pencari kerja sudah mengalami penurunan, akan tetapi jumlah PHK masih tinggi. Untuk pencari kerja memang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2015 lalu.
Dari data Dinas Sosial Tenaga Kerja Tanjabbar tahun 2015 menunjukan, jumlah pencari kerja mencapai 877 orang terdiri dari 373 tenaga kerja laki-laki dan 352 tenaga kerja perempuan. Dari jumlah tersebut yang berhasil mendapatkan pekerjaan hanya sebanyak 150 orang.
Sedangkan di tahun 2015, dari angka pencari kerja hanya berjumlah 809 orang. Peningkatan hanya terjadi di pencari kerja laki-laki yang tahun ini jumlahnya 500 orang. Sementara untuk pekerja perempuan menurun, hanya berjumlah 309 orang.
Namun untuk penerimaan kerja di sejumlah perusahaan, sebanyak 156 orang, hingga hanya tersisa 653 orang pengangguran. Jika ditotal dari tahun sebelumnya, maka angka pengangguran di Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) ini mencapai 1.380 orang.
Menurut Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Tanjabbar, Ismunandar, jumlah pengangguran atau pencari kerja tersebut tidak pasti. Pasalnya, ada pencari kerja yang sudah mendapat pekerjaan di perusahaan tapi pihak perusahaan tidak mengembalikan kartu kuning. Akibatnya pihak Disnaker tidak bisa mendata yang belum mendapat pekerjaan.
“Tapi kita sudah sosialisasikan ke semua perusahaan, bahwa pihak perusahaan diwajibkan menerima pekerja lokal sebanyak 50 persen. Ini merupakan salah satu upaya Bupati untuk mengurangi angka pengangguran,” sebutnya.
Dampaknya memang ditengah kondisi saat ini, pihak perusahaan seperti Petrochina dan juga WKS masih mau membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat Tanjabbar, tercatat ada 156 lowongan pekerjaan yang dibuka.
Disisi lain, untuk pemberhentian hari kerja yang ada di Tanjabbar menimbulkan kekhawatiran. Sejauh ini, dari data yang diperoleh di Disnaker dari klaim jaminan hari tua di BPJS, tercatat ada 606 orang yang di PHK.
Pemberhentian terbesar disumbang oleh PT Produk Sawit Jambi Makin Group dengan jumlah 220 orang di PHK. Penyumbang PHK kedua terbesar PT LPPPI sebanyak 170 orang. sementara sisanya dari berbagai perusahaan lain.
“Untuk PHK ini bukan hanya masalah perusahaan, tapi juga pemberhentian pegawai kontrak dan juga ada yang pensiun,” ujarnya.
Ismunandar juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap berhentinya 1.500 orang buruh angkut kapal. Karena jika hal itu terjadi tahun ini, maka akan banyak pengangguran di Tanjabbar. “Hal ini juga akan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan,” paparnya. cha