JAKARTA – Areal gambut terdiri dari lahan gambut untuk budi daya dan untuk hutan lindung. Berdasarkan data Wet International, sekitar 80 persen lahan gambut di dunia dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan kegiatan lainnya.
Data PASPI mencatat, penyebaran pertanian gambut global sekitar 39 persen berada di kawasan Amerika, Asia 44 persen, Eropa 11 persen, dan sisanya di kawasan lain. Negara terbesar yang memanfaatkan gambut untuk pertanian ialah Rusia 130 juta hektare, disusul Kanada 97 juta hektare, dan Amerika Serikat 12 juta hektare.
Lantas, tanaman apa yang paling realistis untuk lahan gambut?
“Sampai saat ini fakta empiris menunjukkan bahwa kebun sawitlah yang paling realistis dikembangkan di lahan gambut,” catat laporan PASPI, dilansir pada Jumat (18/2).
Bukti empirisnya, catat laporan PASPI, dapat dilihat di Pesisir Timur Sumatera Utara, di mana ratusan ribu hektare kebun sawit di lahan gambut telah dikembangkan petani dan korporasi sejak 100 tahun lalu hingga saat ini.
Tidak hanya itu, di Malaysia juga terdapat jutaan hektare kebun sawit gambut yang telah berkembang.
Di daerah lain seperti daerah lahan gambut Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan juga sedang berkembang kebun sawit gambut baik oleh petani maupun korporasi.
“Kehadiran pertanian termasuk kebun sawit di lahan gambut juga sebagai bagian dari restorasi gambut. Selain memberi manfaat ekonomi, juga dapat bekontribusi dalam menyumbang penambahan biomas gambut secara berkesinambungan,” catat laporan PASPI.