PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menyatakan komunitas internasional perlu bertanggung jawab atas potensi bencana kemanusiaan yang akan terjadi apabila tidak menyetujui usulan zona bebas terbang atau no-fly zone untuk melindungi negaranya.
Menurutnya, ancaman Rusia terus bereskalasi dalam setiap gempuran yang terjadi sejak Negeri Beruang Merah mulai melancarkan serangannya pada 24 Februari lalu. Dia pun menegaskan pihaknya tidak akan menyerah begitu saja.
“Rusia menggunakan rudal, pesawat, dan helikopter untuk menyerang kami, menyerang para penduduk, menyerang kota-kota, dan menyerang infrastruktur kami. Merupakan kewajiban kemanusiaan bagi dunia untuk merespons hal tersebut,” katanya seperti dikutip Reuters, Kamis (10/3/2022).
Sebelumnya, Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO menolak permintaan Pemerintah Ukraina yang menginginkan wilayahnya dijadikan zona bebas terbang.
Hal itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg pada akhir pekan lalu.
Dalam kesempatan itu, Stoltenberg mengatakan bahwa bila permintaan ini dilakukan, akan ada implikasi serius yang justru membuat perang makin besar dan meluas.
“Kami bukan bagian dari konflik ini. Kami memiliki tanggung jawab sebagai sekutu NATO untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina karena itu akan lebih berbahaya, lebih menghancurkan, dan akan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia,” ujarnya.
Hal ini pun membuat pemerintah Ukraina meradang. Zelensky menyebut bahwa NATO merupakan aliansi lemah yang tidak peduli penderitaan dan pertumpahan darah di negaranya. Ia mengatakan larangan ini justru dapat melindungi warga Ukraina dari serangan udara Rusia.
“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO secara sadar mengambil keputusan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina. Semua orang yang akan mati mulai hari ini, akan mati juga karena Anda,” kata Zelensky dikutip dari ABC News.