BATANGHARI – Sebagian besar petani getah karet di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi melakukan alih fungsi lahan dari perkebunan karet menjadi kebun kelapa sawit.
“Banyak petani yang sudah merubah kebun karet-nya menjadi kebun sawit, hal itu dikarenakan harga sawit yang cukup tinggi,” kata Kepala Pasar Lelang Karet Desa Penerokan, Bilal pada Jumat (1/4).
Bilal menjelaskan alih fungsi lahan yang dilakukan petani kebun karet tersebut terjadi dalam dua tahun terakhir. Dimana pada saat itu harga getah karet mengalami penurunan yang cukup signifikan, yakni berkisar antara Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogram.
Sementara harga kelapa sawit terus mengalami kenaikan dari Rp1.000 per kilogram saat ini sudah mencapai Rp3.700 per kilogram.
Alih fungsi lahan perkebunan karet tersebut berdampak terhadap produksi getah karet yang menurun. Di pasar Lelang Karet Desa Penerokan saat ini dalam satu kali lelang karet hanya terdapat 8-12 ton getah karet. Biasanya dalam satu kali lelang getah karet terdapat 15-20 ton getah karet.
“Dalam dua tahun terakhir produksi getah karet terus mengalami penurunan,” kata Bilal.
Sementara harga getah karet saat in sudah mulai membaik, dari Rp8.000 per kilogram naik menjadi Rp13.000 per kilogram.
Meskipun dalam dua bulan terakhir harga getah karet turun dari Rp13.000 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram.
“Turunnya tidak begitu signifikan, masih cukup tinggi dibandingkan satu tahun terakhir,” kata Bilal.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Perkebunan Kabupaten Batanghari Irwan menyatakan berbagai upaya telah dilakukan agar petani karet tidak melakukan alih fungsi lahan.
Diantaranya melakukan program peremajaan kebun karet baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh pihak perusahaan.
“Pemerintah terus menggalakkan program peremajaan kebun karet, ini upaya yang kita lakukan agar masyarakat tidak melakukan alih fungsi lahan,” katanya.