Jambi – Para pedagang Pasar Bedug di WR Supratman Pasar Kota Jambi mendatangi kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi selama dua hari, Sabtu (2/4).
Minta kejelasan karena lapak mereka tempati setiap tahun dipindahkan petugas. Para pedagang lebih aman berjualan di lapak sebelumnya, ketimbang di tempat baru. Sejumlah data mereka bawa untuk memastikan sebagai pedagang lama.
“Katanya diprioritaskan pedagang lama, dak tahunya kita sekarang dapat nomor paling jauh. Kita minta dikembalikan ke nomor lama, tempat lama,” ujar pedagang, Eti.
Jawaban disampaikan pejabat dinas itu kemudian bikin geram pedagang.
“Dari awal saya sampaikan tidak ada orang lama maupun orang baru. Kami tidak punya ukuran orang lama berapa tahun dan orang baru berapa tahun. Kami terus terang, bekerja ini siang malam dan kemarin belum tidur,” ujar Budi Siswanto, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distribusi Perdagangan, ke para pedagang.
Pedagang pun terlihat emosi ketika Budi kembali mengatakan, uang lapak yang telah dibayar tidak bisa dikembalikan.
“Saya pikir tidak bisa, karena kami sudah bekerja menyiapkan tenda dan lainnya. Hanya saja keinginan mereka yang tidak bisa kami penuhi. Kami rasa semua tempat itu strategis,” jelas dikonfirmasi wartawan.
Pedagang menduga adanya permainan jual-beli dengan harga mahal, diluar Rp460 ribu. Karena ada yang sampai mendapatkan 20 lebih lapak di tempat strategis, satu lapak dimiliki dua orang, dan empat lapak baru dikasih dua lapak.
“Ini akan menjadi perhatian saya. Saya pastikan kalau ada bukan hanya saya pecat, tapi akan jebloskan anak buah saya ke polisi,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi, Yon Heri.
Yon Heri mengaku sama sekali tak mempunyai data untuk mengetahui antara pedagang lama maupun baru.
“Kita sudah sekian tahun tidak melaksanakan ini sehingga tidak termonitor lagi,” katanya.
Soal pengembalian uang, omongan Yon Heri justru berbeda dengan omongan anak buahnya tadi.
“Gak apa-apa, mana yang tidak mau kita kembalikan uangnya,” jelasnya.