BERDASARKAN data proyeksi medium oleh United Nation Population Division (UNPD), diperkirakan pada 2050 penduduk dunia akan mencapai 9,2 miliar orang. Proyeksi konsumsi per kapita minyak nabati dunia 2050 diperagakan dalam tiga skenario.
Dengan skenario tersebut, tambahan produksi minyak nabati dunia menuju tahun 2050 berkisar antara 24 – 170 juta ton.
Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Senin (11/4), menuju tahun 2050 diasumsikan produksi minyak nabati lain (selain minyak kedelai dan minyak sawit) tidak mungkin lagi ditingkatkan dari produksi tahun 2014 sehingga tambahan konsumsi minyak nabati dunia dipenuhi dari minyak kedelai dan minyak sawit.
“Peningkatan produksi minyak kedelai khususnya melalui perluasan areal masih mungkin terjadi di kawasan Amerika Selatan sebagaimana terjadi dalam 10 tahun terakhir. Demikian juga perluasan areal kebun sawit masih mungkin dilakukan di Indonesia maupun di kawasan Afrika Tengah,” catat laman Palm Oil Indonesia.
Pertanyaannya, dari manakah tambahan kebutuhan minyak nabati tersebut dapat dipenuhi? Berdasarkan laporan Palm Oil Indonesia, jika masyarakat dunia memilih cara pemenuhan tambahan minyak nabati menuju 2050 dari peningkatan produksi minyak kedelai maka diperlukan tambahan areal baru kebun kedelai dunia seluas 340 juta hektar (dengan asumsi produktivitas 0,5 ton minyak/hektar).
Hal ini berarti masyarakat dunia akan kehilangan hutan (deforestasi) seluas 340 juta hektar di Amerika Selatan.
Jika masyarakat dunia memilih pemenuhan tambahan kebutuhan minyak nabati dunia menuju 2050 dari minyak sawit, maka ekspansi kebun sawit (tambahan) yang diperlukan hanya cukup seluas 34 juta hektar (asumsi produktivitas 5 ton minyak/hektar).
Dengan kata lain, pemenuhan tambahan kebutuhan minyak nabati dunia menuju tahun 2050 melalui ekspansi kebun sawit jauh lebih menghemat deforestasi (hanya 34 juta hektar) dibandingkan dengan melalui ekspansi kebun kedelai (340 juta hektar).
“Ekspansi kebun sawit dunia jauh lebih menguntungkan bagi dunia daripada ekspansi kebun kedelai. Bahkan ekspansi kebun sawit dapat menghindari deforestasi global yang lebih besar khususnya di Amerika Selatan,” catat laman Palm Oil Indonesia.