JAMBI – Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Rahmad Saleh menyampaikan habitat harimau sumatera sedang terganggu, sehingga satwa ini masuk permukiman, dan memangsa 11 hewan ternak di Desa Nalo Gedang dan Desa Nalo Baru, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi.
Ia menyampaikan terdapat ekspansi perkebunan, dan penambangan emas di kawasan yang sudah seharusnya menjadi ruang hidup para satwa.
“Masih ada aktivitas hutan produksi. Yang menyebabkan dia turun karena terganggu habitatnya. Di sana ada aktivitas manusia berupa perkebunan, dan penambangan emas,” ujarnya dikutip dari JambiKita, Senin (25/4).
Ia pun mengatakan harimau seharusnya tidak berkonflik dengan manusia. Karena itu, masyarakat dapat memberikan ruang untuk satwa ini hidup di habitat aslinya.
“Kita harus menyadarkan masyarakat bahwa para satwa ini mempunyai rumah. Jika mengganggu rumahnya, harimau akan bereaksi. Ini sebagai pembelajaran kita juga. Tidak sifat alami harimau untuk menyerang manusia,” tuturnya.
Harimau jantan masuk perangkap di Desa Nalo Gedang, Kabupaten Merangin, Jambi. (Foto: Dok BKSDA Jambi)
Sebagaimana berita sebelumnya, seekor harimau sumatera ditangkap BKSDA Jambi di Desa Nalo Gedang, Kabupaten Merangin, Jambi, Kamis (21/4). Satwa berjenis kelamin jantan ini masuk perangkap (box trap) yang disiapkan di tengah perkebunan sawit.
Satwa itu diduga yang telah memangsa hewan ternak milik warga di Desa Nalo Gedang dan Desa Nalo Baru, pada tanggal 19 Maret dan 2 April tahun 2022. Hewan ternak yang diterkam berjumlah 11 ekor, yakni 9 ekor kambing, dan 2 ekor sapi. Namun, tidak semua hewan itu berhasil dimakan harimau.
Lokasi penangkapan atau evakuasi satwa ini, berjarak 1 sampai 2 kilometer dari hutan produksi, dan 20 kilometer dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).