JAMBI – Presiden Joko Widodo membuka data lima provinsi seluruhnya di Pulau Sumatera dengan inflasi tertinggi di Indonesia yang sudah di atas 5 persen. Data ini disampaikan agar kepala daerah setempat bisa menyelesaikan lonjakan inflasi dengan mencari sumber penyebabnya.
“Nanti saya ke daerah saya tanya, jangan gelagapan gak ngerti posisi inflasi berada di angka berapa,” kata Jokowi dalam rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/8).
Dari 37 provinsi di Indonesia, Jambi mncatatkan inflasi yang paling tinggi, yakni mencapai 8,55 persen.
“Jambi hati-hati,” kata Jokowi.
Sebelumnya pada 1 Agustus, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi melaporkan dua daerah yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi nasional. Keduanya ialah Kota Jambi dan Kota Muara Bungo. Gubernur Jambi Al Haris menyebut inflasi terjadi karena masalah ketersediaan barang kebutuhan dan harganya di pasaran yang sedang naik.
“Inflasi tertinggi di nasional, Bungo dan Jambi, kami minta Wali Kota dan Satgas Pangan, untuk memastikan bahwa barangnya itu ada, dan pasokan lancar,” kata Al Haris seperti dikutip dari Antara.
Setelah Jambi, Sumatera Barat menjadi daerah dengan tingkat inflasi tertinggi, yakni 8,01 persen. Kemudian Bangka Belitung 7,77 persen; Riau 7,04 persen; dan Aceh 6,97 persen. Jokowi meminta kepala daerah di lima provinsi ini melihat secara rinci penyebab inflasi yang terjadi di wilayah mereka.
“Agar bisa kita selesaikan bersama dan bisa kita turunkan lagi di bawah 5 persen, syukur di bawah 3 persen,” kata Jokowi.
Peringatan itu diberikan Jokowi di tengah inflasi nasional yang juga terus merangkak naik. Inflasi per Juli 2022 sudah menyentuh 4,94 persen secara year on year atau melampaui sasaran atas pemerintah 3 persen plus minus 1 persen.
Salah satu penyebabnya adalah inflasi volatile food yang mencapai 11,47 persen (yoy) dari seharusnya maksimal 6 persen. Sementara itu, inflasi administered prices, yang di dalamnya ada tiket pesawat, mencapai 6,51 persen (yoy).(Tempo)