Jambi – Prestasi demi prestasi kembali ditorehkan Bank Jambi yang meraih predikat sangat bagus, dari 36 bank di Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 1 kelas aset Rp10 triliun sampai dengan di bawah Rp25 triliun, 18 bank berhasil meraih predikat Sangat Bagus.
Dalam hal ini keistimewaan Bank Jambi yakni memiliki paling tinggi dibandingkan bank-bank yang dirating dan menggenggam rekor 25 tahun “Sangat Bagus” tanpa putus. Pada KBMI 1 atau bank bermodal inti sampai dengan Rp6 triliun kelas aset Rp10 triliun hingga di bawah Rp25 triliun dihuni 36 bank.
Dari jumlah itu, 18 bank di antaranya mendapat predikat “Sangat Bagus” pada rating bank kali ini. Sementara, 9 bank mendapat predikat “Bagus”, dan 7 bank berpredikat “Cukup Bagus”.
Dua bank di kelompok ini tidak dirating karena data tidak lengkap. Bank Jambi menjadi jawara di kelas ini dengan perolehan skor tertinggi, yakni 95,03 persen.
Tak hanya paling tinggi dikelasnya, total skor yang diraih Bank Jambi ini juga tertinggi di antara bank-bank lain yang ikut serta dalam rating kali ini.
Dirut Bank Jambi Yunsak El Halcon atau yang akrab disapa Bang El mengatakan, pandemi yang terjadi di tahun 2019 lalu, memaksa dirinya untuk berfikir keras, agar pandemi menjadi peluang bagi Bank Jambi.
“Ini juga harus kami lihat sebagai peluang dari sisi teknologi. Karena dengan adanya pandemi kita pun harus mempercepat perkembangan teknologi, salah satunya dengan memanfaatkan IT, lalu melakukan update value terhadap sumber daya manusia, sistem, dan infrastruktur bank,” kata Bang El pada Senin (8/8).
Terlebih Bank Jambi bukanlah bank digital, tapi dirinya menginginkan semua yang di Bank Jambi serba digital. Bank Jambi pun telah memiliki tim kreatif, yang berguna dalam pengembangan Bank Jambi.
“Dari situ, kami perlu big data. Alhamdulillah, kami menjadi salah satu bank yang terpilih bekerja sama dengan AWS Amazon untuk mengembangkan big data,” jelasnya.
Dengan data-data tersebut, maka Bank Jambi dapat memprediksi dan menghasilkan produk ditahun yang akan datang. Dirinya menambahkan, berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), seluruh pos keuangan Bank Jambi tumbuh positif. Labanya tumbuh 13,90 persen dari Rp275,81 miliar pada 2020 menjadi Rp314,15 miliar pada 2021.
Kenaikan laba ini seiring dengan rasio profitabilitas, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE) yang juga tercatat tumbuh. ROA Bank Jambi mencapai 3,20 persen, naik dari 3,17 persen pada tahun sebelumnya. Sementara, ROE-nya 19,37 persen, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat 19,04 persen.
“Kredit Bank Jambi juga tumbuh 5,67 persen dari Rp8,49 triliun pada 2020 menjadi Rp8,98 triliun pada 2021. Kenaikan kredit bank ini dibarengi dengan kualitas kredit yang baik, tecermin dari non performing loan (NPL, red) yang terjaga di level 1,12 persen atau jauh di bawah ketentuan regulator yang sebesar 5 persen,” jelasnya.
Dari tujuh aspek penilaian pada rating kali ini, Bank Jambi mendapat skor terbaik pada tiga aspek, yakni permodalan, yang indikatornya adalah capital adequacy ratio (CAR) dan pertumbuhan modal inti, rentabilitas, yang komponennya adalah ROA, ROE, dan pertumbuhan laba, serta efisiensi, yang indikatornya adalah rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BO/PO) dan net interest margin (NIM).
Sementara, untuk empat aspek lainnya, sebagian besar nilainya nyaris sempurna. Selain menjadi yang teratas di kelompoknya, apresiasi lebih tinggi memang layak diberikan kepada bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Jambi ini. Karena Bank Jambi secara konsisten mampu merengkuh predikat “Sangat Bagus” selama 25 tahun berturut-turut.
“Berarti, terhitung sejak 1997 silam hingga saat ini, Bank Jambi sukses mempertahankan predikat prestisius itu. Di industri, tak banyak bank yang mampu mempertahankan prestasi tersebut dalam kurun waktu selama itu,” sebutnya.
Tren kinerja positif Bank Jambi berlanjut di 2022, sambung Bang El, berdasarkan data Biro Riset Infobank, sejumlah pos keuangan seperti total aset, kredit, dan laba (rugi) bersih tahun berjalan bank ini mencatatkan pertumbuhan positif hingga kuartal pertama 2022.
Dari sisi kredit, Bank Jambi mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 4,08 persen atau dari Rp8,63 triliun pada kuartal pertama 2021 menjadi Rp8,99 triliun. Sejalan dengan itu, DPK juga tumbuh 0,98 persen menjadi Rp10,49 triliun.
Tumbuhnya kredit dan DPK turut mendorong pertumbuhan laba (rugi) bersih tahun berjalan Bank Jambi sebesar 29,94 persen atau menjadi Rp121,61 miliar.
“Selain itu, rasio-rasio keuangan Bank Jambi terjaga, yang ditandai dengan pertumbuhan yang dicapai Bank Jambi berkualitas. Per kuartal pertama 2022, NPL net Bank Jambi berada di level 0,36 persen, sementara ROA-nya meningkat dari 4,06 persen di kuartal pertama 2021 menjadi 4,85 persen,” jelasnya.
Bahkan dari sisi operasional, bank Jambi pun makin efisien, yang terlihat dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BO/PO) yang sebesar 60,65 persen atau sedikit naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 59,35 persen.
“Keberhasilan Bank Jambi, juga atas dukungan dari para pemegang saham, pimpinan DPRD se-Provinsi Jambi dan ketua komisi membidangi BPD, gubernur dan sekda dan OPD terkait OJK, BPKP, BPK, Kajati, Kapolda, dan Danrem,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, untuk mempertahankan dan meningkatkan performa bisnis, Bank Jambi telah melakukan sejumlah strategi, salah satunya peningkatan digitalisasi. Pada 2017, Bank Jambi telah meluncurkan mobile banking.
Bank Jambi juga terus melakukan kerja sama dengan pihak lain, seperti perusahaan financial technology (fintech). Bank Jambi juga terus meningkatkan kapabilitas internal. Kapabilitas, lebih kepada program insentifikasi infrastruktur dan kualitas SDM yang harus ditingkatkan khususnya di bidang IT termasuk dari sisi pengembangan software dan hardware serta keandalan DRP (disaster recovery planning) dan DRC (disaster recovery center).
“Untuk mengakomodasi kebutuhan ruangan untuk unit kerja, Bank Jambi mendirikan gedung baru yang ditujukan sebagai kantor pusat yang bernama Mahligai 9. Kantor baru Bank Jambi ini merupakan bangunan hemat energi dengan sistem pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL, red), yang modern dan ramah lingkungan,” ucapnya.