Jambi – Ekonom Dr Noviardi Ferzi melihat ada kepanikan pemerintah di Jambi dari tingkah di situasi inflasi saat ni.
Jadi tidak perlu sampai muncul ide untuk membentuk gerakan tanam cabai. Bersama Bank Indonesia Perwakilan Jambi untuk menjaga ketersediaan pangan terutama komoditas cabai.
“Solusi ini tidak efektif dalam menekan angka inflasi. Solusinya, pasokan harus ditambah. Jaminan ke setral produksi, amankan pasokan itu kepada yang sudah nanam cabai,” kata Noviardi, Senin (26/9).
Gubernur Al Haris dan para Bupati/Wali Kota se Provinsi Jambi musti memperkuat kerjasama dengan sentral-setral produksi cabe dan beras.
“Kemudian inflasi di Provinsi Jambi juga karena sektor angkutan. Selagi kemacetan batu bara masih terjadi di Tembesi inflasi tetap masih terjadi,” ucapnya.
Menurutnya, menanam tanaman cabai agar cepat berbuah tidaklah mudah. Tentu ada yang berhasil dan gagal.
“Gerakan tanam cabai sifatnya bukan membantu. Ini hanya bentuk kampanye ketahanan pangan rumah tangga, dia sifatnya hanya pencintraan. Tahun depan terulang lagi inflasi selama pasokan tidak diamankan,” jelasnya
Noviardi berkomentar, bantuan bibit cabai yang disalurkan termasuk ke Ponpes dan sekolah-sekolah dinilai kurang tepat, mereka bukan petani.
“Operasi pasar juga, bukan untuk mengendalikan harga. Karena tidak langsung menyentuh ke toko-toko di pemukiman. Harga turun hanya di tempat operasi pasar itu saja,” ujarnya.
Diketahui, Inflasi Provinsi Jambi periode Juli 2022 sebesar 8,55 persen dan periode Agustus sebesar 7,70 persen yang berada di atas inflasi nasional.
BERITA LAIN : Pengamat Ekonomi Minta Al Haris Tiru Strategi Anies Tekan Inflasi