Jambi- Ekonom, Dr Noviardi Ferzi mengungkap kekeselannya dengan pemerintahan Joko Widodo yang lebih mementingkan proyek pembangunan Ibu Kota Baru (IKN) dan proyek infrastruktur dibandingkan memastikan harga BBM tetap terjangkau.
“Sebenarnya, bisa saja, dana ini digunakan untuk subsidi BBM. Hanya saja itu tidak menjadi pilihan pemerintah, karena pemerintah mengharapkan sumber pendapatan untuk membangun sektor lain, katakanlah seperti infrastruktur dan IKN,” ujar Noviardi, Rabu (28/9/2022).
Ia merasa heran kenapa setiap adanya kenaikan, pemerintah dikit-dikit meluncurkan program bantuan bantuan. Padahal itu hanya sebatas kompensasi.
“Bansos itu bagian dari kompensasi kenaikan harga BBM. Kita kan tahu dampak dari kenaikan BBM membuat kenaikan harga barang dan jasa. Untuk mempertahankan daya beli kelompok miskin, pemerintah memberi bansos kepada masyarakat,” katanya
Secara temporer ini akan memberi bantalan pada daya beli orang, tapi secara jangka panjang tetap membuat mereka terjerambab pada kemiskinan.
“Kenapa? karena kenaikan BBM membuat alokasi belanja masyarakat terkuras untuk membeli BBM sementara penghasilan mereka tak bertambah,” tegasnya.
Solusinya, lanjut Noviardi, harus ada tambahan penghasilan bagi keluarga miskin, bukan sebatas bansos.
“Berupa jaring pengaman sosial program padat karya dan lainnya,” jelasnya seraya menegaskan kenaikan BBM akan langsung berdampak pada meningkatnya jumlah orang miskin.