Jakarta – Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menjelaskan alasan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menggunakan ponsel atau handphone (HP) saat sejumlah perwira tinggi dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, Jumat (14/10).
Menurut Heru, Fadil sebagai Kapolda mempunyai kewajiban untuk mengetahui kondisi wilayah yang dipimpinya. Oleh sebab itu, dia diperbolehkan mengangkat telepon saat pertemuan itu.
“Beliau kan kebetulan Kapolda Metro yang harus tahu kondisi setiap saat ibu kota,” kata Heru dikutip dari CNNIndonesia.com, Minggu (16/10).
Heru menyebut ponsel itu diberikan oleh petugas protokol istana. Dia juga menegaskan bahwa pemberian ponsel itu pengecualian dengan kondisi tertentu.
“Komunikasi via HP petugas protokol istana. Saat itu saja karena ada yang perlu dibicarakan sekian menit,” ujarnya.
Momen Fadil mengangkat telepon terekam dalam sebuah video berdurasi 24 detik dan viral. Dalam video tersebut terlihat Fadil tengah duduk di antara jajaran anggota polisi di Gedung Krida Bakti, Sekretariat Negara, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat.
Tak lama setelah itu, seorang perempuan berbusana batik dengan rambut panjang menghampiri Fadil yang masih memakai masker. Perempuan itu memberikan HP kepada Fadil.
Kemudian, Fadil pun berbincang lewat HP tersebut dengan posisi setengah menunduk.
Potongan video itu adalah potongan siaran Kompas TV, dan diunggah oleh akun @TeguhWidiarto dan ditonton lebih dari lima ribu kali.
Diketahui, Jokowi telah mengumpulkan ratusan pejabat menengah (Pamen) dan pejabat tinggi (Pati) Polri di Istana Negara, Jakarta. Total ada 559 anggota Polri yang hadir secara langsung.
Mereka yang hadir dilarang memakai topi, membawa tongkat komando dan ponsel dan tak perlu didampingi oleh ajudan.