Jambi – Badan Intelijen Negara Daerah Jambi berkolaborasi dengan Universitas Jambi meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait bahaya radikalisme pada perguruan tinggi.
Sub Koordinator Bidang Operasi Intelijen Binda Jambi Yudha Eko Prastito mengatakan untuk menangkal pengembangan dan masuknya paham radikalisme tersebut, mahasiswa juga perlu meningkatkan kepedulian lingkungan, cinta tanah air, wawasan kebangsaan, dan bela negara .
“Rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar perlu di perkuat kembali, itu dapat mengikis intoleransi antar kita,” katanya, dikutip dari Antara pada Jumat (21/10).
Dia menerangkan beragam upaya memahami bahaya paham radikal itu menjadi sangat penting guna menangkal paham radikalisme baik di perguruan tinggi atau di daerah masing-masing dan menjadi upaya preventif untuk masa yang akan datang.
Selain itu, dalam pemaparannya dia mengatakan banyak faktor penyebab paham radikal dapat masuk ke berbagai sektor kehidupan masyarakat bahkan perguruan tinggi. Diantara faktor penyebabnya yakni, faktor pemikiran atau doktrin, faktor ekonomi, faktor politik, faktor sosial, faktor psikologis, dan faktor pendidikan.
“Lokasi penyebaran paham radikal itu bisa dimana saja, beberapa potensi berkembangnya radikalisme dapat terjadi di rumah ibadah, media sosial, dan lingkungan pendidikan,” katanya.
Selain itu, saat ini perlunya ruang diskusi dan informasi bagi mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman mengenai bahaya radikalisme tersebut.
“Kami mengajak mahasiswa berdiskusi mengenai paham radikalisme yang sering dikait-kaitkan ketika membicarakan tentang terorisme,” katanya.
Dekan Fakultas Hukum Universitas Jambi Dr Usman mengatakan perlunya mengindentifikasi dan menangkal paham radikal di perguruan tinggi, dikarenakan paham radikal bukan hanya paham atau aliran yang menginginkan perubahan sosial atau politik dengan cara kekerasan atau secara drastis dalam politik saja.
“Oleh karena itu perlu adanya upaya preventif dari kalangan mahasiswa juga agar dapat menangkal paham radikal itu ketika berada di perguruan tinggi,” katanya.
Keberadaan mahasiswa, kata dia, menjadi garda terdepan dalam mempertahankan negara Republik Indonesia sehingga harus dipastikan bahwa perguruan tinggi bebas dari paham radikalisme dan terorisme. Untuk itu, pihaknya selalu memberikan dukungan agar ideologi pancasila harus tetap ada sesuai cita-cita pendiri negara ini.
Diskusi mengenai bahaya radikalisme memberikan wawasan bagi mahasiswa karena tak dipungkiri kampus memiliki potensi untuk dimasuki kaum intoleransi dan radikalisme yang akan melahirkan paham terorisme.