Jambi — Pengamat Sosial dan Ekonomi Dr. Noviardi Ferzi menyoroti kinerja pejabat eselon II Jambi MANTAP yang belum mampu menunjukkan gebrakan dan langkah nyata.
Itu akibat belum sepenuh mampu menerjemahkan visi misi Jambi MANTAP. Imbasnya kepada Al Haris yang dianggap belum menunjukkan hasil kerja secara nyata kepada masyarakat Jambi.
Salah satu tolok ukur, program yang dijanjikan belum ada yang bisa direalisasikan seperti Dumisake atau program lain.
“Jika melihat realisasi program yang dijanjikan, program kerja pak Gubernur jalan di tempat, selain tersendat, juga program yang dijanjikan banyak berubah, jauh dari ekspetasi masyarakat, harapan masyarakat ada bantuan Rp2 miliar perkecamatan, eh tahunya cuma slogan.
Bahkan yang tak dijanjikan malah dilakukan, seperti proyek multiyears, membuat publik bertanya, apa niatnya untuk membangun Jambi, disaat kebutuhan lain banyak, ia memplot sekian besar anggaran untuk proyek mercusuar, ” ungkapnya, Jumat (28/10).
Kepercayaan masyarakat akan keberpihakan gubernur pada masyarakat juga mulai diragukan.
”Gubernur sudah terlalu lama melakukan orientasi pengenalan wilayah. Saya harapkan jangan terlalu lama dan segera melakukan langkah nyata membangun Jambi,” ucapnya.
Selain itu, Noviardi mengkritiki leadership gubernur sendiri yang tidak menumbuhkan budaya kerja secara team work di tiap OPD, semua pejabat tidak merasa bawahan karena merasa sering ditelpon gubernur secara langsung.
“Akibatnya rantai komando di OPD tidak berjalan,” tegasnya.
Disamping itu, secara indikator makro Inflasi dahsyat yang mencapai 8,55 persen di Juli lalu telah memukul daya beli masyarakat dan menambah kemiskinaan.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen yang dibanggakan jika dibandingkan inflasi, maka sesungguhnya pertumbuhan Jambi itu minus.
Diketahui, sejak Al Haris-Abdullah Sani dilantik pada 7 Juli 2021, sebagian pejabat eselon II masih dikuasai pejabat Gubernur sebelumnya, Zumi Zola dan Fachrori Umar.