Jabar- Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jawa Barat, Sony Fitrah Perizal dan Koordinator Bidang IT, Yusep Maulana menghadiri undangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat untuk menjadi pembicara dalam salah satu sesi Rapat Koordinasi, Sosialisasi dan Fasilitasi Pembentukan Badan Ad Hoc KPU Kabupaten/Kota di Jawa Barat Minggu, (6/11), malam.
Dalam kesempatan tersebut, JMSI Jabar memaparkan soal strategi pembentukan badan Ad Hoc melalui media siber dan media sosial.
Kepala Divisi SDM dan Litbang KPU Provinsi Jawa Barat, Undang Suryatna, menyambut hangat kehadiran utusan dari JMSI Jabar.
Dalam Sambutannya, Undang berharap agar materi yang disampaikan pihak JMSI Jabar bisa jadi masukan signifikan bagi KPU Jabar dan dari forum tersebut muncul solusi kongkrit yang bisa diterapkan dilapangan.
“MoU-nya sudah ada dari pusat, nanti bidang terkait akan menindaklanjuti seusai prosedur,” ujarnya.
Tiba saat penyampaian materi, dalam pengantarnya, Sony menyampaikan, sebagai garda terdepan penyelenggara pemilu, badan Ad Hoc penting untuk memastikan pemilu berjalan demokratis, jujur dan adil dengan prinsip Langsung, umum, bebas dan rahasia. Ia meyakini pihak KPU Jabar sudah punya rencana yang matang dan sebagai mitra JMSI Jabar siap mendukung dengan segenap kemampuan yang dimiliki secara profesional.
“Pembentukan Badan Ad Hoc oleh KPU bukan hal baru. Tantangannya sudah bisa diidentifikasi dan rekan-rekan di KPU juga sudah tahu konsep untuk mengatasinya. Tinggal bagaimana membahas soal teknisnya,” kata Sony.
Ia menjelaskan, kesulitan merekrut anggota tim Ad Hoc dilapangan baik karena kurangnya minat masyarakat sudah dihadapi sejak periode sebelumnya.
Selain itu, ujar Sony, ada daerah yang kekurangan sumber daya yang kompeten karena banyak faktor juga sudah ada sejak periode sebelumnya.
“Saya yakin rekan-rekan di KPU juga sudah melakukan pemetan soal itu. Tinggal bagaimana menentukan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Baik dengan meningkatkan koordinasi dengan aparat kewilayahan maupun dengan mengintensifkan campaign dan edukasi dititik-titik tersebut,” tuturnya.
Supaya efektif dan efesien, ujar Sony, penting dibuat strategi penggunaan media siber dan media sosial yang tepat .
“ Itulah yang ditawarkan JMSI Jabar kepada rekan-rekan di KPU Jabar,” cetusnya.
Selain itu, Sony juga mengapresiasi digitalisasi proses administrasi dan pengelolaan data yang dilakukan KPU Jabar melalui aplikasi Sistem Informasi Anggota KPU dan badan Ad Hoc (SI-AKBA). Tantangannya, ujar dia, bagaimana membuat aplikasinya tersebar luas dan masyarakat yang akan mendaftar bisa menggunakan platform tersebut dengan mudah.
“JMSI Jabar bisa membantu mensosialisasikannya kepada masyarakat dan kalau perlu ikut memberikan pelatihan baik melalui platfor digital maupun secara langsung dilapangan. Tinggal bagaimana MoU yang sudah ada dari pusat bisa ditindaklanjuti oleh KPU Jawa Barat,” kata Sony.
Strategi sosialisasi melalui Meida Siber dan Media sosial dari JMSI Jabar dijelaskan oleh Yusep Maulana. Lulusan S2 Business Information System itu menjelaskan dengan ringkas, sistematis dan mudah dipahami audiens.
“Sosialisasi yang efektif diera digital adalah optimalisasi dalam penggunaan media sosial dan media online, pembuatan data dan konten yang menarik sebagai toll campaign, kemudian penggunaan teknologi Artificial Intellegence untuk monitoring dan analisis efektivitas keberhasilan sosialisasi,” terangnya.
Dalam pandangan Yusep, peserta menyadari bahwa penggunaan media digital akan sangat membantu untuk sosialisasi, tetapi secara teknis peserta masih butuh pelatihan khusus bagaimana melakukan strategi itu.
“Keterbatasan skill dan budget menjadi perhatian khusus,” tandasnya.