SEORANG jurnalis Jambi tergabung dalam Society of Indonesian Science Journalists (SISJ) yang terpilih sebagai peraih program Google News Initiative (GNI) Innovation Challenge 2022. Mereka akan membangun data sains terbuka.
Lewat program SISJ ini, tim akan membangun platform data sains terbuka yang diberi nama Indonesian Science Journalist Labs (ISN Labs) dan Irma Tambunan salah satu jurnalis Jambi yang ikut ambil bagian dalam kegiatan itu, demikian keterangan resmi yang diterima dari Nic Hopkins, News Ecosystem and Programs Lead, Google Asia Pacific, Kamis, 8 Desember 2022.
Inisiatif ini merupakan sebuah program mendukung upaya-upaya inovatif mewujudkan ekosistem berita berkelanjutan dan beragam. SISJ merupakan satu dari 19 organisasi dari 10 negara di Asia Pasifik yang terpilih untuk mewujudkan ide-ide bernilai inovatif.
Seluruhnya akan mendapatkan dukungan pendanaan dari GNI untuk membuat sejumlah solusi kreatif. Di antaranya inisiatif model pendapatan iklan, keterlibatan dengan audiens yang lebih beragam, keterwakilan di komunitas yang kurang terwakili, serta identifikasi kesalahan informasi online.
Tim Leader Project ISN Labs, Dhana Kencana mengatakan SISJ akan membangun sebuah platform (tools) data sains yang dapat diakses secara terbuka atau open source. Selain dirinya, proyek tersebut ikut digawangi oleh Irma Tambunan, Yunanto Wiji Utomo, dan Irmawati Puan Mawar.
“Kami menyebutnya laboratorium bagi jurnalis sains Indonesia (Indonesian Science Journalist Labs/ISN Labs),” katanya.
ISN Labs menyediakan layanan data yang bersumber dari para peneliti dan ilmuwan secara terbuka dan gratis. Layanan diberikan dalam Bahasa Indonesia.
Data-data tersebut diolah dalam berbagai tampilan sehingga mudah diakses jurnalis di Indonesia maupun global dan dapat pula diakses kalangan kampus dan organisasi nirlaba. ISN Labs juga ikut menyediakan layanan berlangganan terbuka bagi pengguna komersial.
“Ini akan menjadi model bisnis bersubsidi silang dalam ekosistem ISN Labs yang juga akan mengutamakan keamanan data dan privasi para pengguna,” kata Dhana Kencana.
Sementara itu Ketua SISJ, Dyna Rochmyaningsih menambahkan jurnalisme data menjadi kata kunci di masa kini. Meski dianggap penting, penerapan jurnalisme data dalam pemberitaan isu sains masih terbilang minim.
Faktornya antara lain keterbatasan sumber daya manusia dan teknologi. Data yang valid akan membantu masyarakat meminimalisir penyebaran hoaks dan misinformasi, terutama yang berkaitan dengan pemberitaan ilmiah.
Saat ini, tidak sedikit berita yang berkaitan atau tentang ilmu pengetahuan telah menyebabkan penyesatan masyarakat karena misinformasi dan tidak benar.
“Kami ingin menjawab masalah itu dengan mengembangkan platform terbuka yang memungkinkan jurnalis dari media manapun mengunduh dataset maupun hasil visualisasi data secara gratis untuk mendukung liputannya,” jelasnya.
SISJ didirikan di Jakarta pada 2014 oleh 13 jurnalis sains Indonesia yang telah berkolaborasi dengan The World Federation of Science Journalists (WFSJ) dalam menjalankan program Science Journalism COO Peration project di Asia.
Saat ini, SISJ beranggotakan 155 jurnalis dan ilmuwan. SISJ menaruh komitmen untuk mendorong literasi sains di kalangan publik dan pembuat kebijakan serta memajukan jurnalisme berbasis sains.
“Jika Anda jurnalis, kami ingin mendengar tentang kebutuhan data dan visualisasinya. Jika Anda ilmuwan, kami ingin berjejaring dan menjajaki kemungkinan kerjasama visualisasi data hasil riset dan kami berharap, platform ini memberi manfaat besar dan meningkatkan kualitas jurnalisme,” imbuh Dyna.
Ikuti perkembangan project ISN Labs melalui media sosial Twitter dan Instagram resmi SISJ, @jurnalisains. (Ant)