Jambi – Sungai Batanghari sejak lama menjadi sumber kehidupan bagi banyak individu di seantero jagat.
Namun, seiring berjalannya waktu yang juga karena dipicu beragam faktor, selain sungai jauh dari kata bersih, tetapi tak sedikit pula yang tak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
“Kita tidak perlu menyebut-nyebut apalagi mengkambinghitamkan siapa dan siapa. Saya ingat dulu waktu tahun 1968 ke Jambi masih SD, sungai Batanghari ini alhamdulillah pasir di bawah pun kelihatan, sekarang tidak seperti itu,” kata Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani.
Dikatakan Sani dalam acara puncak penyerahan hadiah lomba Kampung Mantap Lingkungan Hidup dan lomba cipta lagu Batanghari Bersih yang berlangsung di Kelurahan Legok, Danau Sipin, Kota Jambi, Senin, 26 Desember 2022
Sani berujar, leluhur dahulu telah mewariskan sungai Batanghari begitu jernih dan asri.
“Saya ulangi, kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa karena yang paling penting mari kita berbuat dan mudah-mudahan dengan kebersamaan, tidak cukup sendiri-sendiri, pemerintah, swasta, masyarakat dan semuanya, sungai Batanghari kembali seperti yang diwariskan para leluhur kepada kita semuanya,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Sri Argunaini menyebutkan, acara ini merupakan tindaklanjut dari Kampung Mantap pertama kali diselenggarakan di Desa Senaung kabupaten Muarojambi, yang dicanangkan oleh Gubernur Jambi Al Haris.
“Tujuan Kampung Mantap merupakan program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat membentuk komunitas untuk menjaga sungai Batanghari dalam hal mengendalikan limbah domestik yaitu sampah rumah tangga,” ujr Sri.
Menurutnya, salah satu kontribusi terbesar pencemaran sungai Batanghari selama ini adalah limbah domestik dihasilkan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai sebanyak 419 desa.
“Andai kata setiap desa itu menghasilkan sampah cukup signifikan setiap hari, bayangkan berapa kontribusi yang harus mereka cemarkan. Umumnya mereka yang tinggal di bantaran sungai menjadikan sungai sebagai TPA. Untuk itu, kita harus sadarkan mereka melalui Kampung Mantap ini,” ucap Sri.
Lewat Kampung Mantap masyarakat akan mengelola sampah reduce, reuse, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih bisa dipakai dengan fungsi yang sama atau fungsi lain.
Reduce adalah mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan sampah. Recycle adalah mengolah kembali atau dikatakan juga mendaur ulang sampah menjadi barang atau produk lain yang lebih bermanfaat.
“Pilah-pilih sampah sebelum dibuang, dibuangnya dijadikan sampah sebagai bahan baku ekonomis. Sampah yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan kembali harus dibuang pada tempatnya,” kata Sri. (Dani)