Jambi – Pemerintah Kota Jambi sepakat menaikkan upah minimum Kota Jambi atau UMK 2023 sebesar 8,6 persen dibandingkan UMK 2022 menjadi Rp3,2 juta serta telah disetujui Gubernur Jambi Al Haris.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi Komari mengatakan Gubernur Jambi sudah menyetujui angka kenaikan UMK yang diajukan Dewan Pengupahan Kota Jambi (Depeko).
“Dari UMK 2022 sebesar Rp2,9 jutaan naik menjadi Rp3,2 jutaan untuk 2023 mendatang,” kata Komari.
Dia menjelaskan kenaikan UMK itu mulai berlaku dan diterapkan pada 1 Januari 2023 mendatang.
Komari mengaku memang ada pihak yang tidak setuju dengan angka kenaikan tersebut, yakni dari asosiasi pengusaha dan Kadin.
“Memang mereka tidak setuju, tapi mereka hadir dan menyaksikan rapat Depeko,” terangnya.
Penetapan UMK 2023 itu kata Komari, pihaknya mengacu pada Permenaker 18. Sedangkan pihak asosiasi pengusaha inginnya mengacu pada PP 36.
“Kalau dihitung berdasarkan PP 36, kenaikan UMK 2023 lebih kecil dibanding hitungan Permenaker 18,” katanya menjelaskan.
Namun pada 2023 nanti pelaku usaha di Kota Jambi, tetap wajib menerapkan nilai UMK yang baru dan sudah disetujui.
“Pelaku usaha di Kota Jambi wajib menerapkan UMK. Kita akan pantau terus,” katanya.
Sebelumnya, anggota Depeko Jambi dari unsur Serikat Buruh, Dirton Silalahi mengatakan, formula penghitungan UMK Jambi tahun 2023 menggunakan dasar Permenaker No 18 tahun 2022 Tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2023 dengan menggunakan data Inflasi kota Jambi dan pertumbuhan ekonomi Kota Jambi yang datanya dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Usulan penyesuaian UMK Jambi tahun 2023 diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja buruh di Kota Jambi dan dapat merangsang motivasi dalam bekerja,” katanya menambahkan. (Ant)