Kualatungkal, AP – Saat ini pedagang ikan laut di pasar tradisional Tanggo Rajo Ilir, Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar). Mengeluh akibat merugi karena omzet penjualan mereka sejak sebulan terakhir ini anjlok hingga 40 persen.
Pantauan media di beberapa lapak kemarin (Red Minggu (06/11), khususnya lokasi pasar Tanggo rajo yang berada dipinggir aliran sungai pengabuan ini, suasananya terlihat sepi dibanding hari-hari biasanya.
Pasar ikan yang biasanya disesaki pembeli, kini terlihat lengang. Hanya beberapa warga yang hobi mengkonsumsi hasil melaut nelayan dan pengusaha warung nasi yang tetap setia membeli ikan.
“Penjual ikan laut disini banyak ngeluh karena pembeli sepi, mungkin ada faktor- faktor lain yang menyebaban pasar ikan terbesar di Tungkal ini jadi sepi,” ujar Ahmad Umar salah seorang pedagang ikan.
Kata dia, banyak warga beralih mengkonsumsi lauk pauk lainnya, dan tidak memilih ikan. Tidak hanya pedagang, para toke- toke ikan besar yang menggantungkan hidup dari hasil melaut nelayanpun kini juga ikut terkena imbasnya. Pasalnya dagangan mereka yang biasanya laku keras dan terjual hingga ke luar Kabupaten saat ini meredup karena sepinya pembeli.
“Keuntungan ikan paling paling 40, 50 dan 60 ribu paling besar sehari. Jadi tidak sesuai dengan pendapatan,” Sebutnya.
Menurut Pria yang telah 35 tahun berdagang ikan ini, sepinya pembeli berdampak pada turunnya harga hasil laut nelayan, seperti harga ikan kakap, ikan tenggiri, ikan sembilang, ikan belanak, ikan terubuk, ikan bawal, udang galah, cumi cumi dan kepiting.
“Kalau ikan sembilang biasanya RP 35 ribu kini RP 30 ribu perkilo, kalau ikan kakap biasanya RP 50 ribu turun menjadi RP 30 ribu perkilo. Pembeli sepi, biasa habis 50 kg paling sedikit campur- campurlah seperti ikan, udang, cumi cumi. Tapi saat ini ngabiskan 30 kg saja sudah susah,” Keluhnya.
Sepinya pembeli, kata Ahmad, salah satunya disebabkan oleh melemahnya perekonomian masyarakat, sehingga berdampak pada merosotnya penghasilan pedagang ikan di pasar- pasar tradisional yang ada di Kualatungkal.
dijelaskannya jika kondisi terus seperti ini, dirinya dan para pedagang ikan yang lain mengaku terancam gulung tikar bila pembeli terus saja sepi.
“Ekonomi kita memang anjlok, pembeli melemah pedagang banyak temenung. Mungkin karena faktor harga hasil pertanian yang juga lemah. Seperi petani pinang, kelapa kopra. Ya kalau petani makmur maka pedagang ikan seperti kami juga bakal ikut makmur,” terangnya.
Selain harga ikan laut yang terus merosot, para pedagang ikan juga mengaku persedian stok dagangan mereka sudah semakin terbatas, hal ini terjadi karena para nelayan sudah mulai jarang melaut akibat faktor cuaca diakhir tahun dan hasil tangkapan yang sudah mulai tak bersahabat.
“Kalau nelayan tidak melaut memang dagangan kita langka lah, ikan tidak ada, kasihan lihat nelayan sedangkan pencarian mereka hanya mengharapkan hasil dari laut inilah. Kalau nelayan tidak bisa melaut maka kita juga tidak dapat hasil, karena kami menjual ini kan mengharapkan hasil melaut nelayan,” Tutupnya. cha