Jambi – Dampak penyetopan sementara ekspor batu bara beberapa waktu lalu membuat khawatir cadangan devisa negara.
Supaya pembenahan dari hulu hingga hilir dapat komprehensif dan konsisten, menjelang jalan khusus yang dikerjakan pengusaha batu bara PT Putra Bulian Properti, PT Sinar Anugerah Sukses, dan PT Intitirta Primasakti selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Usman mendorong Pemerintah Pusat membantu Gubernur Jambi Al Haris agar kemacetan truk batu bara tak berulang parah dan penyetopan di jalan nasional. Di antaranya memanfaatkan lima pelabuhan-pelabuhan yang ada.
“Kita akan kehilangan potensi ekspor, bukan hanya secara nasional tapi secara internasional. Apabila cadangan devisa RI menurun, nilai tukar rupiah melorot. Utang luar negeri bayarnya dari mana kalau bukan dari cadangan devisa,” kata bekas Anggota DPR RI tiga periode di komisi keuangan dan perbankan, Usman Ermulan, belum lama ini.
Pelabuhan dimaksud Usman, tak hanya mengandalkan Pelabuhan Talang Duku saja. Juga Pelabuhan di Taman Raja. Pelabuhan WKS di Parit III Teluk Nilau untuk sebagian tambang dari Sarolangun, Bungo, Tebo melewati Jalan Simpang.
Pelabuhan di sepanjang Sungai Betara yang dekat Pelabuhan PetroChina. Pelabuhan Talang Duku sendiri yang angkutannya melalui Sungai Batanghari langsung dari Koto Boyo dan yang mendekati Muara Sabak.
“Jadi tidak menumpuk 40.000 ton perbulan semata-mata hanya pelabuhan Talang Duku saja,” tegas Usman
Imbas lain penyetopan, akan lebih dirasakan oleh ribuan para sopir dan tenaga kerja lain. Kemudian kerusakan infrastruktur jalan, penyebab dan pelaku kecelakaan lalu lintas, dan tingginya biaya perawatan infrastruktur.
Mantan Bupati Tanjungjabung Barat dua periode ini bukan berarti tidak mendukung kebijakan Al Haris soal penyetopan. Ia berharap pengusaha menaati aturan dibuat Gubernur, jam operasional dan kapasitas muatan menyesuaikan dengan kapasitas jalan. (Ramadhani)