Jakarta – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menyebut ada indikasi dagang perkara di balik kebocoran dokumen hasil penyelidikan di Kementerian ESDM yang diduga menyeret Ketua KPK Firli Bahuri.
“Tentunya kalau kita bicara penegakan hukum ini adalah proses, tapi kan indikasi-indikasi itu kan banyak. Kalau enggak ada kepentingan ngapain dia ke sana, ketemu di sana? Kamu ketemu dengan seseorang kepentinganmu apa? Kamu mau jadi guru sekolah ngajarin dia belajar? Hah?” ujar Saut usai melaporkan Firli ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK, Jakarta, Senin (10/4).
Penilaian itu bukan tanpa sebab. Saut menilai hal tersebut dengan melihat sepak terjang Firli di lembaga antirasuah.
Saut menyoroti rentetan kebocoran penanganan kasus dugaan korupsi dan Operasi Tangkap Tangan (OTT) saat Firli menjabat Deputi Penindakan KPK. Saat itu, Saut selaku pimpinan KPK menerima banyak laporan dari jajaran penindakan KPK.
Salah satu yang paling menjadi perbincangan publik adalah pertemuan Firli dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang diduga terkait dengan kasus dugaan korupsi dana divestasi Newmont.
Ia pun menanyakan kepentingan Firli di setiap penanganan perkara yang ditangani KPK.
“Kepentingannya apa? Makanya disebut conflict of interest (konflik kepentingan). Conflict of interest ini ujung-ujungnya korupsi. Makanya di UU KPK itu dibilang ‘tidak boleh berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pihak yang berperkara’,” ucap Saut.
Terhadap kebocoran dokumen hasil penyelidikan di Kementerian ESDM tersebut, Firli telah dilaporkan ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK oleh Pengurus Besar Komunitas Aktivis Muda Indonesia (PB KAMI).
Firli pun telah bersuara merespons tudingan tersebut. Meskipun, ia hanya mengungkit komitmen dirinya dalam kerja-kerja pemberantasan korupsi.
“Komitmen saya hanya satu, bersihkan negeri ini dari korupsi. Tangkap dan tahan tersangka, siapa pun dia dan bawa ke pengadilan,” ujar Firli.
Firli menyatakan KPK di bawah pimpinannya bekerja secara profesional dan tanpa pandang bulu.
“KPK bekerja secara profesional dan tanpa pandang bulu. Saya akan tuntaskan pekerjaan pemberantasan korupsi sampai Indonesia bebas dari korupsi,” tandasnya. (CNN)