Sarolangun, AP.- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Arief Munandar mengatakan proses evakuasi 11 penambang emas ilegal yang terjebak di lubang galian di Kabupaten Merangin dihentikan karena tidak membuahkan hasil.
“Aktivitas evakuasi saat ini dihentikan, hingga hari ke-13, 11 korban yang terjebak di dalam lubang tambang tidak juga berhasil dievakuasi meski menggunakan alat berat,” katanya dihubungi kemarin Senin (07/11).
Menurut Arief yang juga Penjabt (Pj) Bupati Sarolangun ini mengatakan Bupati Merangin beserta masyarakat rencananya akan melakukan salat ghaib di lokasi atau di Tempat Kejadian Perkara (TKP) terjebaknya 11 penambang emas ilegal atau biasa disebut Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) itu.
“Keluarga sepertinya ikhlas, bupati nanti juga akan melakukan pertemuan bersama keluarga 11 korban tersebut. Yang jelas Tim SAR sudah berusaha maksimal,” katanya menjelaskan.
Sebanyak 11 penambang emas ilegal yang beraktivitas tepatnya di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pemberap itu terjebak dalam galian lubang mereka sendiri sejak Senin (24/10) lalu.
Tim SAR terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan warga pun sejak hari pertama sudah berupaya melakukan evakuasi, namun terkendala karena lubang galian penambang atau disebut “lubang jarum” sudah dipenuhi air.
Penambang emas ilegal itu membuat lubang sedalam antara 30-50 meter. Diduga saat menggali air masuk ke lubang tambang mereka. Sebab lubang galian penambang tepat di bawah Sungai Batang Merangin dengan kedalaman tujuh meter lebar sekitar 20 meter.
Selain menyedot air di dalam lubang tambang untuk mengevakuasi korban, alat berat jenis ekskavator juga diturunkan untuk menutup lubang yang menjadi jalan air sungai masuk ke lubang galian penambang.
Penimbunan lubang yang menjadi jalan air masuk ke lubang tambang yakni dengan menggunakan tanah dan material yang dimasukkan dalam karung. Namun upaya itu juga tidak membuahkan hasil karena air terus saja masuk ke “lubang jarum” itu.
Proses evakuasi kata Arief sebelumnya berlangsung tujuh hari, kemudian ditambah tujuh hari lagi atau hingga, Minggu (06/11) kemarin. Sebab itu saat ini proses evakuasi dihentikan.
Sebagai wujud keperdulian Pemkab Merangin, atas duka yang mendalam lewat peristiwa 11 korban tewas dilubang jarum PETI, Simpang Parit, Renah Pembarap, Pemkab Merangin berencana membangun prasasti dititik lokasi lubang jarum PETI.
“ Ya, setidaknya guna mengingatkan kita bersama, jika disana, ada 11 warga Merangin yang tewas dilubang Jarum PETI,” Ucap Bupati Merangin Al Haris, kemarin.
Sebelum prasasti tersebut dibangun lanjut Al Haris, pihaknya akan terlebih dahulu menimbun lubang jarum PETI tersebut, dan setelah itu barulah akan dibangun sedikit prasasti persis di titik lubang Jarum PETI pembunuh 11 warga Merangin tersebut. “ Rencananya begitu,” Singkatnya.
Masih disampaikan Al Haris, jika kehadiran prasasti tersebut diharapkan bisa menjadi tempat para keluarga korban jika ingin berziara .” Ya, keluarga korban yang ingin berziara dengan memanjatkan doa, setidaknya bisa dilakukan titik lokasi prasasti tersebut,” Tutupnya.
Berikut 11 nama korban jarum PETI, yang diduga kuat masih terperangkap dalam lubang galian tersebut, Tami (45), Yung Tuk (30), Siam (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (34), kesemuanya warga Sei Nilau, Sungai Manau.
Selanjutnya, Sito (25), Warga Ds Dusun Baru Perentak, Pangkalan Jambu, Zulfikar (25) Dusun Baru Prentak, Pangkalan Jambu, Arman (53), Dusun Baru Air Batu, Renah Pembarap, Erwin (44) Desa Dusun Baru, Air Batu, Renah Pembarap, dan Guntur (35), Alamat Dusun Sungai Nilau.nzr