Kualatungkal, AP – Pihak keluarga Almarhumah Rahil (10) siswi Kelas 4 SDN 08 Merlung yang menjadi korban sengatan listrik PLN menegaskan bakal menempuh jalur hukum untuk meminta keadilan. Selambatnya, upaya tersebut akan dilakukan keluarga selepas takziyah 7 hari meninggalnya korban.
Hal itu dikatakan Bedu orang tua Rahil saat di komfirmasi awak media, Selasa (08/11) kemarin,
“Selesai 7 hari, kami akan menempuh jalur hukum terkait masalah ini,” tuturnya Bedu kepada awak media.
Sementara ini, Ia bersama pihak keluarga dan masyarakat setempat masih fokus melaksanakan persiapan doa tahlil nujuh hari almarhumah.
“Kami belum bisa berbuat banyak karena masih dalam kondisi berduka. Yang pasti kami ingin persoalan ini di selesaikan secara hukum,” tegas Bedu dengan wajah muram.
Menurutnya upaya hukum akan ditempuh untuk mengetahui siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas tewasnya putri semata wayangnya apahak pihak sekolah atau pihak PLN.
“Melalui hukumlah kami akan mendapatkan keadilan atas musibah yang merengut putri kami,” sambungnya.
Sementara, Kapolres Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) AKBP Agus Sumartono belum bisa menyimpulkan hasil penyelidikan terkait meninggalnya korban yang tersengat listrik. Saat ini, polisi masih melakukan pendalaman peristiwa yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban.
Diberitakan sebelumnya, sasus meninggalnya Rahil (10) siswi Kelas 4 SDN 08 Merlung, Kabupaten Tanjabbar diduga kuat akibat adanya kelalaian pihak terkait.
Rahil menghembuskan nafas terakir hanya dalam hitungan detik dengan kondisi dada menempel di kawat penyangga (skor) tiang listrik PLN.
Bahkan dua kawan main korban yang mencoba menolong korban juga mengalami pingsan seketika lantaran ikut tersengat arus PLN.
Saat disinggung dugaan kelalaian pihak sekolah, Kepsek SDN 08 Merlung, Alas Medri, SPd membantah keras dugaan tersebut.
“Disitu kami ralat. Saya hari jum’at memerintahkan anak -anak gotong royong. Tapi karena cuaca hujan, jadwalnya diganti bersih-bersih kelas. Seolah-olah dari masyarakat, saya yg salah. Padahal, itu memang lokasi tempat main anak-anak saat jam istirahat, bukan gotong-royong,” tutur Kepsek Alas Medri saat dihubungi media via ponselnya, Senin (07/11).
Alas Medri menegaskan, pihaknya sudah melakukan upaya pelaporan tentang dugaan kebocoran instalasi jaringan pada tiang PLN yang ada didekat lokasi kejadian dengan munculnya percikan arus listrik yang terlihat saat malam hari.
Bahkan, pihak Sekolah menegaskan sudah melaporkan persoalan tersebut kepada pihak PLN Sub Merlung yang menjadi perpanjangan tangan PLN Ranting Kualatungkal.
“Sering ada percikan api kalau malam, itu keterangan ketua komite dan pemuda, saat ngumpul malam-malam ada kelihatan percikan api. Saya laporkan ke komite dan komite yang lapor ke PLN. Sudah satu bulanan lah,” tandasnya.
Sebelumnya, dikabarkan 3 pelajar SDN 8 Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) saat menggelar kegiatan gotong royong di pekarangan sekolah, sekitar pukul 09.00 wib, Sabtu (5/11).
Korban Rahil (10) yang duduk di bangku kelas 4 bersama 2 teman sekelasnya David dan Rosdandi sedang membersihkan sampah yang ada di lokasi sekitar tiang PLN yang ada dalam lingkungan sekolah.
Naasnya tiba-tiba kabel skor penyangga tiang PLN yang ada di dalam lingkungan sekolah ini ternyata mengandung arus listrik. Akibatnya Rahil dan dua orang temannya kesetrum di tempat yang sama, Rahil siswa kelas 4 SD ini tidak dapat tertolong lagi sementara 2 temannya David dan Rosdandi yang juga siswa kelas 4 hanya di rawat inap di puskesmas kecamatan Merlung. mg