JAMBI – Kawasan pendampingan pemberdayaan ekonomi olahan kuliner ikan patin di Desa Lopak Alai, Kumpeh Ulu, kabupaten Muaro Jambi dikunjungi pihak Pertamina EP Field Jambi dan Forum Jurnalis Migas (FJM), Kamis (19/10/2023).
Pertamina dan FJM langsung disambut hangat dan dijamu khusus oleh Kadus II Pungut Susanto beserta ibuk – ibuk yang tergabung dalam satu kelompok binaan Pertamina yakni Kelompok Lopak Alai City (LA City)
Ketua Kelompok LA City Anita menyampaikan apresiasinya dan bangga atas kedatangan pihak Pertamina beserta para Jurnalis bisa secara langsung berbincang – bincang mengenai olahan kuliner ikan patin.
Anita mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada pihak Pertamina yang mana selama 3 tahun sudah dibina oleh Pertamina dalam pendampingan pemberdayaan ekonomi yakni olahan kuliner ikan patin.
Hasilnya begitu memuaskan guna meningkatkan wawasan dan juga meningkatkan ekonomi.
“Dengan adanya kuliner ini Alhamdulillah bisa menambah penghasilan dan bisa membantu perekonomian kami. Omset yang kita dapati kisaran 2-3 juta/bulan, keuntungan tersebut 50 persen untuk anggota kelompok dan 30 persen untuk modal dan 20 persen untuk simpanan modal” ungkapnya.
Anita juga menceritakan untuk pemasaran ataupun penjualan saat ini di minimarket terdekat dan permintaan konsumen.
“Penjualan untuk sekarang ini di minimarket terdekat dan pesanan permintaan konsumen seperti dalam acara hajatan dan yang paling banyak dipesan itu kerupuk,” tambahnya.
Dalam pengolahannya, Anita juga mengatakan bahan baku olahan ikan patin dengan berat 20 hingga 25 kg dua minggu dalam satu kali produksi yang akan dikemas menjadi abon, stik, kerupuk dan lain sebagainya.
“Untuk olahan seperti bahan bakunya daging ikan, ikannya kita beli langsung di kolam petani, dan kita olah menjadi kuliner kemasan seperti Abon dengan satu onsnya kita jual 25 ribu, stik 25 ribu/onsnya, dan kerupuk 80 ribu/kg,” pungkasnya.
Sementara itu Kadus II Desa Lopak Alai Pungut Susanto menyampaikan awal pertama pihak Pertamina masuk di Desa Lopak Alai pada tahun 2019 dan dibentuk dalan satu kelompok untuk produksi olahan kuliner ikan patin.
“Masyarakat kita rata-rata petani ikan semua dan pihak Pertamina masuk dan dibentuklah satu kelompok dengan jumlah 6 orang di tahun 2019. Dan mulai produksinya tahun 2020 artinya 3 tahun sudah berjalan binaan Pertamina untuk membuat olahan ikan patin menjadi makanan kuliner yang sudah dikemas seperti kerupuk, abon, stik, dan lainnya,” katanya.
Ia berharap binaan ini kedepannya bisa mandiri. “Kalau kami lihat kita belum mampu untuk berdiri sendiri kalau bisa pihak Pertamina jangan bosan untuk bina kami,” pungkasnya.