Jambi – Rencana pembangunan stockpile batu bara di wilayah Aurkenali Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi hingga kini masih menjadi polemik.
Warga dari Kelurahan Aurkenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, dan Desa Mendalo Darat dan Mendalo Laut, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi keberatan dengan rencana pembangunan stockpile batu bara tersebut.
Warga menolak rencana pembangunan stockpile batu bara di Kelurahan Aurkenali karena masuk kawasan pemukiman penduduk dan membahayakan kesehatan warga.
Bahkan pada Jumat kemarin (24/11/2023), warga dua wilayah itu menggelar aksi doa bersama di tempat yang direncanakan untuk dibangun stockpile oleh PT Sinar Anugerah Sukses (SAS).
Tokoh poltik Jambi, Budi Setiawan menilai, pembangunan stockpile batu bara di kawasan pemukiman warga akan memberi banyak dampak buruk.
“Pembangunan stockpile di perkotaan apalagi di lingkungan perumahan padat penduduk banyak mempunyai dampak terhadap lingkungan, seperti penurunan produktivitas lahan, kepadatan tanah bertambah, terjadinya erosi dan sedimentasi, terjadinya gerakan tanah atau longsoran, terganggunya flora dan fauna, terganggunya kesehatan masyarakat serta berdampak terhadap perubahan iklim mikro,” bebernya.
Ketua Golkar Kota Jambi ini menyebutkan, bahwa secara umum aktivitas pertambangan batu bara di Jambi dilakukan dengan tidak ramah lingkungan.
“Secara umum kegiatan usaha pertambangan batu bara dilakukan tidak secara ramah lingkungan bahkan terindikasi banyak merusak lingkungan.
“Buktinya, apabila terjadi curah hujan cukup tinggi maka berisiko selain banjir juga tanah longsor serta banyak lahan pertanian yang tertimbun lumpur limbah galian tambang,” tutur Budi.
Budi menyarankan agar PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) dan pihak terkait mengkaji ulang tempat pembangunan yang straegis, ramah lingkungan, dan tidak merugikan masyarakat.
“Masih banyak tempat usaha untuk dibuat stockpile di Kabupaten yang tidak padat penduduk,” ujar Budi, juga Ketua KONI Provinsi Jambi.