Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain: virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Berdasarkan cara penularannya, penyakit menular dikelompokkan menjadi penyakit menular langsung dan penyakit tular vector dan binatang pembawa penyakit.
Penyakit menular langsung terdiri atas: Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, Typhoid, Kolera, Rubella, Yellow Fever, Influensa, Meningitis, Tuberkulosis, Hepatitis, penyakit virus ebola, Mers-CoV, dan lain-lain.
Meskipun penelitian di bidang kedokteran dan keperawatan selama abad ke-20 mengalami kemajuan yang luar biasa, penyakit menular tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia karena tiga alasan:
1) munculnya penyakit menular baru (new- emerging disease);
2) munculnya kembali penyakit menular lama (re-emerging disease); dan
3) menetapnya penyakit yang tidak dapat terselesaikan.
Menurut data WHO sampai dengan tahun 2014 terdapat 941 kasus penyakit Mers-CoV di seluruh dunia, kematian sebanyak 347 kasus dengan nilai CFR: 36,8%3, meningkat di tahun 2015 menjadi 1.621 kasus, 584 kasus kematian dengan nilai CFR: 35,7%4. Menurut data WHO sampai dengan tahun 2014 terdapat 13.025 kasus penyakit Ebola di seluruh dunia dengan kematian 3.827 kasus, CFR 29,38%3, meningkat di tahun 2015 menjadi 15.245 kasus dengan 5.962 kasus kematian, CFR : 39,1%4.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging adalah: perubahan dan perkembangan dari kebiasaan hidup manusia (human behavior); perubahan lingkungan yang dilakukan manusia menyebabkan perubahan habitat dari makhluk hidup lain, termasuk hewan sebagai vector penyakit dan mikroorganisme sebagai penyebab penyakit; serta meningkatnya mobilitas penduduk antar Negara melalui travel internasional yang semakin mudah.
Mobilitas dari dan ke Negara terjangkit merupakan faktor risiko penyebaran penyakit di Indonesia yang diman pada tahun 2014.
Perkembangan infeksi emerging dalam kesehatan masyarakat merupakan isu yang semakin mendapat perhatian global. Infeksi emerging merujuk pada penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya, atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi atau penyebarannya ke daerah geografis yang baru penyakit –
penyakit ini dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, degradasi lingkungan,
perubahan gaya hidup, dan mobilitas penduduk yang tinggi.
Beberapa faktor yang berperan dalam pengembangan infeksi emerging dalam kesehatan masyarakat:
1. Perubahan Lingkungan : Perubahan iklim dan lingkungan dapat memengaruhi distribusi vektor penyakit dan habitat patogen. Deforestasi, urbanisasi, dan perubahan penggunaan lahan dapat meningkatkan kontak antara manusia dan hewan pembawa penyakit.
2. Mobilitas Manusia : Perjalanan internasional yang meningkat dapat memfasilitasi penyebaran cepat penyakit antar negara. Mobilitas populasi juga dapat meningkatkan risiko transmisi penyakit dari satu tempat ke tempat lain.
3. Perubahan Sosial dan Ekonomi: Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi akses terhadap perawatan kesehatan dan
pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah penyebaran penyakit. Ketidakstabilan politik dan konflik dapat mempersulit upaya kesehatan masyarakat.
4. Kepatuhan Terhadap Prinsip Kesehatan Masyarakat: Tingkat kesadaran masyarakat terhadap prinsip-prinsip kesehatan masyarakat, seperti kebersihan pribadi dan lingkungan, vaksinasi, dan praktik kesehatan lainnya, dapat memengaruhi penyebaran penyakit.
5. Perubahan Genetik Patogen : Perubahan dalam genetika patogen dapat mengakibatkan peningkatan virulensi atau kemampuan adaptasi terhadap inang baru.
6. Pertanian dan Praktek Peternakan:
Praktek pertanian intensif dan penggunaan antibiotik yang berlebihan dalam peternakan dapat menyebabkan perkembangan mikroorganisme resisten terhadap obat. Pencegahan dan pengendalian infeksi emerging melibatkan kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan masyarakat, peneliti, dan masyarakat. Upaya-upaya ini melibatkan pemantauan penyakit, respons cepat terhadap wabah, vaksinasi, edukasi masyarakat, dan regulasi yang ketat terkait dengan pertanian dan penggunaan antibiotik.
Selain itu, penelitian dan pengembangan obat-obatan dan vaksin baru juga menjadi bagian penting dari strategi untuk mengatasi infeksi emerging dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Sumber :
1. Kementerian Kesehatan. (2014, October 29). Permenkes No.82 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan.
2. Kementerian Kesehatan. (2015). Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit Virus Ebola.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
3. Kementrian Kesehatan. (2013). Pedoman Umum Kesiapsiagaan Menghadapi MERS-CoV.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
4. Kementerian Kesehatan. (2012). Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
Dibuat oleh Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi : Sarah Enjelina Siahaan, Naura Arfa Rahmatila, Naila Nur Ramadani, Muthiah Fauziyyah, Muhammad Rizky, Sonya Theresia Yolanda L Tobing, Gilang Egi Kurniawan, Siti Aisah, Abidah Ardelia,
Syalfi Intan Riyani, Natasya Zalta, Naila Nur Ramadani