Jambi – Darah Ketua Umum Persatuan Keluarga Sarolangun (Perkasa) Alexander tampak mendidih. Ia menyesalkan sikap pendemo supir batu bara yang anarkis hingga merusak kantor Gubernur Jambi dan fasilitas lainnya rusak.
Alexander menghormati kebebasan berpendapat setiap warga negara. Namun hal tersebut harus dilakukan sesuai aturan yang ada. Pendemo sebagai masyarakat mestinya memiliki rasa untuk saling menjaga aset pemerintah.
“Demo minta solusi bukan melakukan tindakan anarkis. Kantor gubernur lambang daerah, kantor gubernur tidak salah. Apakah dengan anarkis mampu menyelesaikan masalah, kan tidak, kita berharap hukum tetap berjalan,” ujar Alexander pada Selasa, 22 Januari 2024.
Alexander mengajak para supir mendukung penuh Intruksi Gubernur Nomor: 1/INGUB/DISHUB/2024 tentang Pengaturan Lalu Lintas Angkutan Batu Bara.
“Ini tujuannya bagus untuk semua masyarakat umum,” ucap Alexander.
Ia mendesak komitmen pengusaha tambang batu bara untuk mempercepat pembangunan jalan khusus yang tak kunjung selesai, sehingga tidak melewati jalan umum atau jalan nasional. Padahal, sesuai dengan komitmen sebelumnya, pada akhir tahun 2023 jalan khusus batu bara sudah rampung.
“Sesuai aturan mau usaha berjalan bikin (percepat) jalan sendiri. Jalan umum bukan milik satu dua orang, ” kata Alexander.
Diketahui, sebanyak ratusan orang mengatasnamakan Komunitas Supir Batu Bara gelar unjuk rasa yang berakhir perusakan di kantor Gubernur Jambi dan menutup persimpangan simpang IV Telanaipura, depan Bank Indonesia, Kota Jambi pada Senin kemarin, 22 Januari 2024.
Komunitas diketuai Tursiman sekaligus koordinator lapangan menuntut agar Al Haris membuka houling batu bara di jalan umum.
Pemprov Jambi dalam hal ini Karo Umum Muzzakir dan Plt Karo Hukum Ali Zaini sudah melaporkan kasus perusakan kerugian ratusan juta itu Kepolisian Daerah (Polda) Jambi. (Den)