Jambi – Ketua Komunitas Supir Batu Bara (KS Bara) Tursiman akhirnya memilih untuk membubarkan diri dengan para anggotanya setelah bertahan selama 3 hari di kantor Gubernur Jambi.
Kini mereka menyatakan tidak akan melakukan aksi demo lagi setelah Pemprov Jambi tetap menutup jalan umum bagi angkutan truk batubara.
Usai memilih bubar, selaku Ketua KS Bara, Tursiman sempat menyampaikan permohonan maaf dihadapan polisi atas apa yang terjadi dalam aksi demo anarkis hingga merusak fasilitas negara di Kantor Gubernur Jambi.
Pernyataan permintaan maaf itu disampaikan Tursiman dihadapan Kapolresta Jambi dan Dirintel Polda Jambi.
“Walaupun di demo ada kaca pecah di kantor gubernur dan lainnya anggaplah dari rakyat untuk rakyat. Jangan ada yang tersisa bapak polisi panggil-panggil anggota kita, saya mohon apabila ini sudah maaf-maafan sudah terakhir jangan ada proses hukum yang diterapkan,” kata Tursiman pada Rabu, 24 Januari 2024.
Tursiman mengaku bahwa kejadian aksi demo yang ada di kantor gubernur adalah refleksi dari masyarakat yang ada. Maka dari itu dia meminta maaf secara terbuka agar bisa mereka menjalankan aktifitas sehari-hari.
Ketika diwawancara, Tursiman menjelaskan, selama 3 hari unjuk rasa, mereka tidak mendapatkan jawaban dari gubernur atas aspirasinya itu. Padahal mereka meminta gubernur memilih apa harus membuka jalan umum batu bara atau penutupan total semua angkutan batu bara.
“Permintaan kami tutup total sesuai permintaan masyarakat banyak, karena kemarin kita meminta dibuka tak dikabulkan dan banyak masyarakat pesan ke saya ditutup saja, dan sopir bilang saat demo ditutup secara total,” akunya.
Ia beralasan tak ingin anggotanya menderita, dan malam tadi sudah menderita kehujanan di lapangan.
“Maka saya minta kepada kawan-kawan mengakhiri demo, dan apapun hasilnya sudah disampaikan, dan kembali ke gubernur Jambi yang menyikapi,” katanya.
Dalam aspirasi terakhir di dalam setelah memilih bubar, Tursiman membaca petisi untuk menyampaikan persoalan ini sampai ke Presiden.
Terpisah, Asisten I Pemprov Jambi, Arief Munandar mengatakan bahwa sampai saat ini keputusan dalam menutup jalan umum bagi angkutan batubara sudah bulat. Meski didemo para komunitas sopir batubara, Pemprov tetap kekeh dalam intruksi Gubernur Jambi.
“Kita masih tetap ya sesuai intruksi gubernur, yang mana menutup jalan umum bagi angkutan batubara, jadi bagaimana pun itu tetap sudah sesuai intruksi,” ujar Arief. (Den)