Jambi – Harga pinang kering di Jambi kian rendah. Ekonom Usman Ermulan mendorong pemerintah Provinsi Jambi cari solusi mengatasi ini.
Jika dihitung mulai dari ongkos panjat sampai kepada proses pengupasan sangat merugikan para petani.
Menurut Mantan anggota Komisi Keuangan-Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perbankan DPR RI tiga periode itu, Pemerintah Provinsi Jambi perlu menggandeng negara India untuk mendorong ekspor langsung dari Jambi.
Dengan begitu para petani atau pelaku usaha tidak lagi bergantung ke negara ketiga sebagai negara perantara.
“Kita ketahui bahwa pinang betara merupakan salah satu pinang terbaik nomor satu di dunia, selama ini prakteknya ekspor pinang tidak langsung ke India tapi ke negara ketiga,” ujar Usman pada Rabu, 31 Januari 2024.
Saat ini, kata Usman, harga pinang di negara tersebut jika dirupiahkan bisa mencapai Rp65 ribu per kilogram.
“Tetapi di Jambi harganya kurang dari 10 persen dari harga itu (di bawah Rp6500 per kilogram) akibat mata rantai terlalu panjang ke negara ketiga,” ucap Usman, juga mantan Bupati Tanjungjabung Barat dua periode.
Usman berharap langkah tersebut bisa memberikan angin segar untuk harga pinang ke depannya.
“Jadi bagaimana Gubernur bisa menyurati langsung Duta Besar India untuk Indonesia membuka peluang hubungan bisnis ini.
Kalau perlu ajak meninjau pinang Jambi yang kualitasnya terbaik di dunia,” sebut Usman.
Usman mengaku prihatin karena banyak petani mengganti tanaman tersebut dengan kelapa sawit meskipun harus memulai dari nol yaitu tanam baru karena tidak kepastian harga komoditi Pinang.
Mereka hanya berharap ada solusi dari pemerintah. Harga seperti sekarang ini akan sangat sulit bagi mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup.
“Kepada petani kita minta bersabar dan jangan putus asa dengan menebang pinang,”kata Usman. (Den)