Jambi – Pilkada 2024 yang hanya beberapa bulan lagi menarik perhatian. Saat ini, peta politik untuk Pilkada di Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) dilanda kepanikan.
Bupati Tanjabtim Romi Haryanto sekaligus Ketua DPD PAN Tanjabtim panik. Ia dilema dukungan untuk membantu antara Zumi Laza, Dillah Hich atau Istinya sendiri, Wirdayanti.
Romi Haryanto berada di posisi yang sulit sebagai tokoh kunci dalam PAN dan kepala daerah. Ia harus memilih antara mendukung Zumi Laza merupakan adik kandung mantan Gubernur Jambi dan mantan Bupati Tanjabtim Zumi Zola, atau Dillah Hich, seorang politisi dengan basis kuat, atau istrinya sendiri, yang juga memiliki aspirasi politik.
Mendukung istrinya tentu saja memiliki keuntungan dari segi keluarga dan dapat memperkuat kekuatan internal di lingkup pribadi. Namun, hal ini juga bisa menimbulkan persepsi negatif di kalangan pendukung PAN dan masyarakat, terkait dengan nepotisme dan konflik kepentingan.
Di sisi lain, Dillah Hich, sebagai putri mantan Bupati Tanjab Timur, memiliki basis politik yang kuat dan pengalaman dalam dunia politik.
Mendukung Dillah Hich bisa memperluas dukungan PAN di kalangan pendukung tradisional dan memastikan kestabilan politik dalam partai.
Namun, memilih mendukung Dillah Hich juga berarti Romi harus menghadapi tantangan internal dan mungkin ketidaksepakatan dalam keluarganya sendiri.
Zumi Laza, adik dari Zumi Zola, membawa pengaruh keluarga yang besar dalam kontestasi politik di Tanjab Timur. Zumi Zola, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jambi dan Bupati Tanjab Timur, memiliki rekam jejak yang kuat di daerah ini.
Keterlibatan keluarga Zola dalam politik lokal memberikan Zumi Laza modal sosial dan politik yang tidak bisa diabaikan.
Keluarga Nurdin Hamzah, yang diwakili oleh Zumi Laza dalam Pilkada kali ini, memiliki rekam jejak yang sangat kuat di Tanjab Timur. Nurdin Hamzah, yang merupakan konglomerat berpengaruh di masa lalu, membangun fondasi yang kokoh dalam politik daerah ini.
Pengaruh dan kontribusinya dalam pembangunan Tanjab Timur masih dikenang oleh banyak warga, menjadikan nama keluarganya sebagai simbol stabilitas dan kemajuan.
Sebagai calon yang diusung dalam Pilkada 2024, Zumi Laza membawa visi untuk melanjutkan warisan politik keluarganya.
Dengan modal dukungan dari basis pemilih yang loyal kepada keluarga Nurdin Hamzah, Zumi Laza diharapkan dapat meneruskan program-program pembangunan yang telah dirintis oleh pendahulunya.
Pengaruh kuat keluarga ini di Tanjab Timur memberikan Zumi Laza keunggulan tersendiri dalam meraih simpati dan dukungan masyarakat.
Meskipun memiliki kekuatan keluarga yang kuat, Zumi Laza harus menghadapi berbagai tantangan dalam Pilkada kali ini.
Persaingan dengan kandidat lain yang juga memiliki basis dukungan kuat, serta dinamika politik internal partai, akan menjadi ujian tersendiri bagi Zumi Laza. Namun, dukungan dari keluarga dan warisan politik yang kokoh memberikan Zumi Laza modal yang signifikan untuk bersaing.
Tantangan itu datang pula dari Romi Haryanto, yang konon memilih untuk tidak mendukungnya dalam Pilkada 2024.
Keputusan ini menandakan adanya strategi politik yang berbeda dan mungkin pertimbangan khusus yang hanya diketahui oleh Romi Haryanto. Hal ini juga menciptakan ketidakpastian dan dinamika baru dalam peta politik Tanjab Timur.
Menurut Dr. Dedek Kusnadi, akademisi dari UIN STS Jambi, peta politik di Tanjab Timur menjelang Pilkada 2024 menunjukkan persaingan yang ketat dan kompleks.
“Kekuatan keluarga Zumi Zola masih berpengaruh besar di Tanjab Timur. Meskipun Zola memiliki catatan kasus hukum, basis pendukungnya masih solid dan loyal. Ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Zumi Laza,” kata Dr. Dedek.
Dr. Dedek juga menyoroti dilema yang dihadapi Romi Haryanto sebagai faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas dukungan politik di PAN.
“Romi Haryanto harus membuat keputusan strategis tentang dukungannya. Jika ia mendukung istrinya, ini bisa memperkuat posisi keluarga dalam politik lokal, tetapi bisa juga menimbulkan konflik kepentingan.
Sementara mendukung Dillah Hich dapat memperluas basis dukungan PAN, namun bisa melemahkan kekuatan internal jika tidak dikelola dengan baik,” jelasnya.
Dengan kekuatan keluarga yang diusung Zumi Laza dan dilema dukungan dalam PAN, dinamika politik di Tanjab Timur akan terus berkembang.
Kandidat lain harus memperkuat strategi kampanye mereka untuk bersaing dengan kekuatan tradisional dan basis dukungan yang kuat.
Pilkada 2024 di Tanjab Timur tidak hanya menjadi ajang kontestasi politik biasa, tetapi juga sebuah arena untuk menguji kekuatan pengaruh keluarga dan keputusan strategis para pemimpin partai.
Masyarakat Tanjab Timur akan menjadi saksi bagaimana berbagai faktor ini akan mempengaruhi hasil akhir pemilihan kepala daerah mereka.
Sumber: Jambilink.com