Jambi – Jelang pemilihan Walikota Jambi, 27 November 2024 mendatang, bakal calon Walikota Maulana makin gencar mempromosikan program – programnya. Salah satunya ialah program Rp100 juta perRT.
Namun, program itu menuai sejumlah kritik dari kalangan pakar. Salah satunya adalah Dr. Noviardi, Ia menuturkan, program Rp100 juta yang ditawarkan Maulana sebagai sesuatu yang absurd.
Menurutnya, jika memang ingin melanjutkan kepemimpinan, harusnya pemerintah fokus bekerja untuk mengatasi kemacetan, mengurangi penganggguran, banjir, menurunkan harga-harga bahan pokok. Dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya. Karena bagi-bagi dana atau barang Rp100 juta tak ubahnya jalan pintas yang terkesan hanya mengejar populisme.
“Jangan sampai program itu digunakan hanya untuk mengakali masyarakat, terutama dalam hal menurunkan angka kemiskinan. Bahkan bisa saja ini hanya untuk mengejar elektabilitas,” tuturnya, Sabtu, 1 Juni 2024.
Noviardi mengatakan dampak dari kemacetan dan penataan sistem transportasi publik yang belum baik di Kota Jambi, menyebabkan kerugian ekonomi mencapai Rp 200 milyar per tahun, hal ini diakibatkan pemborosan bahan bakar dan waktu yang hilang.
” Terlihat sangat banyak kendaraan pribadi yang bergerak dan sangat sedikit yang pakai angkutan umum massal. Sehingga menyebabkan kemacetan dan tidak tertatanya sistem transportasi publik, seharusnya ia (Cawako) bicara ini, jangan kemana – mana, ” ungkapnya.
Sumber: Jambiday