Jambi – Rumah sakit raksasa kebanggaan Provinsi Jambi, Raden Mattaher sepertinya bakal tutup beroperasi.
Ratusan Tenaga Kesehatan (Nakes) akan mogok kerja jika insentif mereka tidak dibayar oleh rumah sakit yang dipimpin dr. Herlambang itu.
“Kami akan mogok. Sudah 5 bulan (Sejak Januari sampai Mei) uang insentif jasa pelayanan medis belum dibayarkan. Sudah berkali kali keluhan ini disampaikan tapi belum ada solusi,” ujar salah seorang Nakes yang enggan disebut namanya.
Dilansir dari INFOJAMBI.COM pada Minggu, 2 Juni 2024, nakes yang bekerja di RSUD Raden Mattaher ada yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai honorer.
PNS memiliki gaji tetap dari negara tiap bulan serta tunjangan kesejahteraan daerah. Sedangkan pegawai honorer tiap bulan digaji berkisar Rp1,5 juta.
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Mattaher per 1 Januari 2024 lebih kurang 1.699 orang yang terdiri Dokter umum 58, dokter spesialis 79, dokter subspesialis 15 orang, dokter gigi spesialis 6, dokter gigi 7, perawat 605, perawat spesialis 1, perawat gigi 9, bidan 118, apoteker 23, asisten apoteker 47, psikolog klinik 2, nakes lainnya 186, dan fungsional umum 543 orang
Selain gaji, tambahan pendapatan dari Nakes PNS dan pegawai honor dari dana insentif.
“Uang inilah yang belum dibayar sudah lima bulan, bagi kami uang tersebut sangat berarti,” tambah Nakes itu. Kisaran uang insentif itu bervariasi tergantung beban kerja dan wewenang, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Humas RSUD Raden Mattaher, Jhon membenarkan belum dibayar uang insentif itu, namun pihak rumah sakit sudah merapatkan hal tersebut.
“Terkait masalah insentif Nakes yang belum terbayarkan memang benar. Hari Jumat kemaren sudah dibicarakan dengan semua bagian dan ruangan,” ujar Jhon.