Detail biografi Muhammad Fadhil Arief, Bupati Batanghari, mungkin belum banyak diketahui publik. Sebenarnya, Fadhil pesaing berat bagi petahana, Al Haris, dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Jambi 2024.
Berikut adalah ulasan lebih lanjut mengenai hal tersebut yang berhasil dirangkum:
Kehidupan Fadhil Arief dimulai di hari bersejarah yakni Hari Lahir Pancasila.
Dilahirkan di Jambi pada 1 Juni 1975, Fadhil memiliki ayah bernama H. Husin Syakur dan ibu bernama Hj. Rusni. Husin terkenal sebagai mantan Sekda Batanghari, sedangkan Rusni adalah ibu rumah tangga.
Ia merupakan cucu dari Kiyai Haji Syukur, ulama yang sangat dihormati di Jambi. Syukur mewaris tradisi penyebaran Islam tak hanya di desa Terusan, kabupaten Batanghari, tapi juga di seluruh Provinsi Jambi, dimana Syukur dikenal membantu menyelesaikan masalah sosial di zamannya.
Alumni Universitas Jambi 1999 ini sudah tujuh kali gagal menjadi PNS meskipun ayahnya merupakan figur penting di pemerintahan, tahun 2002 menjadi tahun ketika Fadhil akhirnya diterima sebagai PNS.
Awal karir dibangun sebagai Kasi Pemerintahan dan Umum di Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, yang kemudian dilanjutkan dengan posisi kepemimpinan di beberapa unit kerja lain.
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kelurahan Kecamatan Maro Sebo Ilir, Sekretaris Camat di Kecamatan Maro Sebo Ilir, hingga 2012 sebagai Camat Maro Sebo Ilir.
Tahun 2014, dipercaya sebagai Sekretaris Dinas Perkebunan hingga Kepala Dinas Pendapatan Daerah. Tahun 2015 menjadi Plt Sekda Batanghari selama dua tahun hingga pada 2017 menjadi Kadis Pemberdayaan Masyarakat.
Selama masa jabatan Gubernur Jambi Zumi Zola, Fadhil sempat mencalonkan diri sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jambi, namun nasib berkata lain.
Karirnya yang terus berkembang di posisi penting dalam pemerintahan daerah Batanghari hingga mencapai puncaknya dengan menjadi Sekda di kabupaten tetangga, Muaro Jambi, pada tahun 2018.
Atas desakan masyarakat, Fadhil diminta kembali ke Batanghari. Dalam Pemilihan Bupati Batanghari tahun 2020, Fadhil bersama Bakhtiar berhasil mengalahkan beberapa pasangan calon terkuat, meruntuhkan dominasi politik keluarga yang telah lama berkuasa.
Keberhasilannya melawan tiga dinasti politik tersebut tidak hanya meningkatkan reputasinya dan menjadi orang yang begitu dihormati di Jambi namun juga membuktikan kepemimpinannya.
Sekarang ini, di bawah kepemimpinan Fadhil-Bakhtiar, Batanghari mengalami pembangunan yang positif, sesuai dengan apa yang mereka janjikan selama kampanye. Fadhil-Bakhtiar dikenal sebagai sosok yang tidak gemar membuat janji-janji publik.
Bukan hanya urusan itu, prestasinya dalam meningkatkan jumlah kursi PPP di DPRD Batanghari serta daerah lain dan Provinsi Jambi, menunjukkan keefektifannya sebagai Ketua DPW PPP Provinsi Jambi.
Meski memiliki kesempatan untuk bersaing dengan Al Haris dalam pemilihan gubernur, masyarakat Batanghari lebih memilih agar Fadhil melanjutkan kepemimpinannya di daerah.
Fadhil telah mengungkapkan bahwa dia tidak memiliki ambisi politik untuk itu. Dimotivasi oleh dukungan masyarakat dan kurangnya restu dari orang tuanya, ia memilih untuk tetap fokus pada pembangunan Batanghari daripada maju sebagai kandidat gubernur Jambi.
“Saya diberi mandat untuk melanjutkan pembangunan di Batanghari. Masyarakat dan orang tua saya berharap saya tidak maju dalam pemilihan Gubernur. Saya bersama pak Bakhtiar masih memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Penulis bernama Ramadhani, orang dekat Politisi Senior, Usman Ermulan.
Bersambung..