Catatan : Mursyid Sonsang, wartawan senior dan Alumni Lemhannas RI PPSA 18
Hingga saat ini baru pasangan Maulana – Diza yang sudah cukup partai pengusung untuk berlaga dalam Pilwako Jambi 27 November 2024 mendatang. Menurut rencana pasangan ini akan deklarasi secara besar besaran dan megah tanggal 31 Juli 2024 di EV Garden, Palmerah.
Sementara beberapa kandidat walikota yang sudah beberapa tahun terakhir ini gencar bersosialisasi masih kebingungan mencari wakilnya. Dalam kondisi demikian partai belum mengeluarkan SK dukungan. Bisa bisa partai tersebut mengalihkan dukungan ke pasangan yang lebih siap.
Mengapa mereka kebingungan mencari wakilnya…? Salah satu faktornya adalah IsiTas dan tingkat elektabilitas. Wakil yang dipilih harus memiliki elektabilitas dan IsiTas yang dapat membantu kemenangan.
Saat ini bakal calon walikota yang sudah gencar pula bersosialisasi, sebut saja Cecep Suryana statemenya IsiTas tidak penting yang utama isi otak.
Kader PDIP dan mantan aktivis ini mulai merasakan untuk mendapatkan dukungan partai itu isiTas sangat penting, bukan IsiOtak. Dia “meraung raung dan beriba di platform Tiktok” konon kabar, dia bersaing ketat dengan Guntur yang juga kader PDIP yang dianggap memiliki IsiTas cukup kuat. Peluang Guntur lebih besar untuk diusung, karena elektabilitasnya lebih tinggi dari Cecep..
Kabarnya bakal calon walikota HAR agak kurang sreg berpasangan dengan Cecep yang merupakan kader militan PDIP. Bagi Rahman dengan poto poto di balehonya berjengot dan agamais, akan ditinggalkan pendukungnya kalau partai pengusungnya PDIP.
Begitu juga Eko Setiawan, raja sablon ini dikabarkan akan menjadi wakilnya Budi Setiawan. Bagi Budi ini pilihan sulit, elektabilitas Eko tidak cukup untuk meraih kemenangan. Sedangkan IsiTas kedua pasangan ini cukup untuk mendapatkan dukungan partai dan biaya sosialisasi, kampanye dan untuk saksi nantinya.
Sementara yang juga gencar bersosialisasi adalah Raden Ridwan Mukhtar atau panggilan populernya Muk Ridwan. Dengan tampilan baleho yang sangat kreatif menyebar seantero Kota Jambi, tapi tidak cukup menaikkan elektabilitasnya. Walau keluarga pengusaha SPBU ini memiliki finansial yang banyak akan sangat berhitung untuk jor joran dalam Pilwako ini.
Sesuai tulisan di baleho Bang Muk untuk calon Walikota Jambi 2024. Peluang untuk dapat tiket bakal calon walikota itu sangat tipis. Peluang yang masih tersisa untuk wakil walikota. Melihat persaingan dengan kandidat lain, peluang Bang Muk semakin redup dan mulai tidak dilirik lagi.
Juga menyeruak nama Tommy Alba, yang mengaku kader Gerindra ini yang digadang gadangkan maju menjadi walikota juga. Raja Baleho di Provinsi Jambi ini peluang jadi bakal calon walikota sangat tipis. Kabarnya dia menurunkan targetnya dengan melirik jadi wakil walikota, tapi peluang juga tipis juga. Nama Tommy menghilang dari radar para kandidat walikota HAR dan Budi.
Gerindra yang diharapkan untuk mengusungnya, hingga kini belum jelas. Bahkan akan mengusung pasangan lain. Walau Tommy memiliki kedekatan dengan Harifar ADC Prabowo, presiden terpilih ternyata itu tidak cukup untuk mendapatkan partai ini.
Dukungan partai ke seseorang calon tetap ditentukan seberapa banyak mahar yang diberikan serta didukung elektabilitas yang cukup. Tidak terkecuali partai kita sendiri. Kata orang politik, “tidak ada makan siang yang gratis”
Tapi setidaknya bagi warga Kota Jambi dengan munculnya anak anak muda untuk calon walikota dan wakil walikota suatu yang positif dan menjanjikan lima tahun ke depan.