Kualatungkal, AP – Hati-hati, saat ini modus penipuan yang menyasar sejumlah kepala Sekolah Dasar (SD) di Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) kian marak terjadi. Modus penipuan kali ini mengatasnamakan Lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi RI dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jambi.
Seperti yang menimpa Arpan Kepala Sekolah SDN 34 Sungai Saren, Bram Itam Kanan belum lama ini. Dirinya terpaksa harus kelihangan uang sebesar 25 juta rupiah. Ironinya lagi, dirinya terpaksa berhutang alias meminjam uang pribadi milik Nurbudi, bendahara sekolahnya.
Arapan membeberkan Senin (14/11) di ruang kerjanya, kejadian yang menimpanya itu belum lama terjadi.
Dia didatangi oleh ED oknum yang mengaku dari Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) RI dan IK oknum yang mengaku dari BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi. Kedua oknum ini menanyakan masalah Bansos.
Dengan berbagai macam argumen dan alasan, mereka mengatakan akan melaporkan masalah ini hingga akhirnya mereka minta uang agar masalah yang menurut mereka ada temuan tersebut tidak dilanjutkan.
“Anehnya saya seperti terhipnotis dengan mereka dan percaya begitu saja, tanpa saya cek kebenaran surat tugas ataupun identitas mereka. Saya terpaksa cari uang pinjaman hari itu juga, kebetulan pada waktu itu Pak Budi ini selesai ngajukan pinjaman, jadi uangnya saya pinjam. Memang pada saat itu Pak Budi bertanya untuk apa, saya diam saja,” bebernya.
“Setelah saya menyerahkan uang, barulah saya cerita dengan bendahara saya itu. Bahkan pak Budi yang saat itu bertanya tentang kebanarannya dan menyarankan saya segera melaporkan ke pihak berwajib. Sikap saya acuh tak acuh saja. Saya baru sadar dengan semuanya setelah malam hari, kenapa tidak melakukan cros cek tentang keaslian identitas mereka,” timpalnya lagi.
Keesokan harinya, Arpan melaporkan peristiwa terawbut ke Polres Tanjabbar. “Saya lupa juga kapan waktu saya melaporkan ini. Namun kejadian ini belum lama berselang,” kata Arpan.
Kejadian serupa juga dialami kepsek lainnya, di wilayah Ulu. Belum lama ini Kepsek SDN 23 mendapat ancaman melalui SMS.
“Lantaran saya ingatkan agar rekan saya jangan mau menyetorkan uang seperti yang saya alami,” terang Arpan seraya memperlihatkan sms lanjutan dari Kepsek SDN 23.
Lebih lanjut dirinya menceritakan, kejadian ini bisa dibilang sebagian besar menyasar seluruh Kepala Sekolah SD di wilayah Ulu. Bahkan sudah banyak Kepsek yang menurutnya menjadi korban serupa.
“Hampir semua Kepsek yang kena, bahkan informasi yang saya dapat, oknum ini juga menyasar sejumlah Kepala Desa di wilayah Ulu sana,” lanjutnya.
Dirinya hanya berpesan kepada seluruh Kepala Sekolah yang ada di Tanjab Barat maupun Kades, jangan mudah tertipu. Segera laporkan jika mengalami pemerasan ataupun penipuan seperti ini ke pihak berwajib.
“Untuk yang lainnya, kita perlu mengecek keaslian identitas setiap tamu yang mengaku atau mengatas namakan seperti ini. Jangan mudah terpedaya dengan ancaman. Kita juga berharap mudah-mudahan pihak Kepolisian bisa menyelidiki masalah ini dengan tuntas dan segera menangkap mereka,” pungkasnya. It