Dibuat oleh Ramadhani, juga warga Penerokan, Bajubang
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief dan Bakhtiar, menjadi satu-satunya pasangan calon di Pilkada seluruh Jambi yang akan melawan kotak kosong pada 27 November nanti.
Awalnya, Fadhil-Bakhtiar hanya mendaftar di empat partai politik saja, yaitu: PPP 9 kursi, Nasdem 5, PKB 4 kursi, dan Gerindra 2.
Bahkan, setelah adanya aturan baru dari MK yang membolehkan partai non-parlemen untuk mengusung calon, harapan untuk adanya lawan tetap tinggi.
Hingga akhir jelang hari pendaftaran ke KPU, partai-partai lain seperti Demokrat 2 kursi, PAN 4 kursi, PDIP 4 kursi, Golkar 3 kursi, dan PKS 2 kursi memberi dukungan. Secara kolektif total kursi seluruh di parlemen 35 kursi.
Kotak kosong akibat tragedi empat tahun silam di pilbup 2020. Tragedi ini mengisyaratkan kekuasaan seringkali hanya dimiliki oleh sekelompok kecil orang.
Mereka mencatat kemenangan luar biasa dengan mengalahkan Yunninta Asmara, istri petahana Syahirsah, serta pasangan M. Firdaus-Camelia Puji Astuti.
M. Firdaus Fattah adalah anak mantan bupati Fattah sekaigus mantan wakil bupati, Sofia Joesoef. Sedangkan Camelia Puji Astuti merupakan anak mantan bupati sekaligus mantan wakil gubernur Jambi.
Tragedi yang menjadi bagian penting dari perjalanan politik di Batanghari yang berani melawan arus.
Masa jabatan pertamanya, muncul spekulasi bahwa Fadhil akan mencalonkan diri untuk Gubernur Jambi.
Spekulasi tersebut membuat warga gelisah, warga Batanghari keukeuh menginginkan Fadhil Arief kembali jadi bupati. Bagi warga, sangat sulit mencari sosok pasangan muda tua seperti Fadhil, 49 tahun, dan Bakhtiar, 63 tahun.
Fadhil sosok humble dan akrab dengan warga berhasil menggugah kepercayaan publik berkat komitmennya dalam memenuhi janji politik. Bakhtiar sebagai pasangan, mampu membawa pengaruh positif, menciptakan sinergi yang kuat di antara keduanya.
Kegelisahan warga terjawab setelah Ketua DPW PPP Provinsi Jambi tersebut menyatakan bahwa ia tidak memiliki ambisi politik dan mengalihkan dukungan kepada petahana provinsi, Al Haris-Abdullah Sani.
Kerja nyata telah dilakukan dan laporan pertanggungjawaban yang jelas kepada warga menjadi fondasi baru. Pemerataan pembangunan, pengembangan ekonomi, dan mengencangkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dapat merubah wajah Batanghari di mata Nasional. Itu semakin menegaskan bahwa mereka tidak sekadar berbicara di publik.
Intinya begini saja, ada lawan maupun melawan kotak kosong, keduanya tidak berbeda jauh dalam konteks demokrasi. Warga Batanghari memiliki harapan besar terhadap masa jabatan kedua dari Fadhil-Bakhtiar.
Warga merasa optimis akan masa depan Batanghari yang lebih baik, meski setiap kebijakan yang diambil tentu akan membawa kontra, namun Fadhil-Bakhtiar sudah berusaha maksimal untuk memberikan yang terbaik.
Mari kita saksikan perjalanan mereka dalam melawan kotak kosong, sambil tetap berpegang pada harapan dan aspirasi bersama.