Sabak – Calon Bupati dan Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur Hj Dillah Hikmah Sari – Muslimin Tanja telah menuntaskan rumusan program unggulan yang akan dilaksanakan saat mereka memimpin daerah itu. Ada 25 program unggulan yang siap diluncurkan.
Rumusan 25 program unggulan tersebut hasil serapan berbagai aspirasi serta melihat langsung kondisi rill grassroot. Menyentuh seluruh hajat hidup warga dari berbagai lapisan dan kelompok sosial.
Dilla menyebut program unggulan yang mereka rumuskan adalah solusi yang dipercaya jitu dan efektif guna mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat selama ini.
Dari 25 program itu ada enam titik berat khusus program bagi nelayan. Bukan tanpa sebab, nelayan adalah penyumbang angka kemiskinan tertinggi di Tanjung Jabung Timur. Karena itu program yang akan diluncurkan Dilla – MT adalah program berani dan revolusioner.
“Kita harus berani membuat terobosan agar garis kemiskinan khususnya di pesisir yang mayoritas nelayan bisa kita atasi ,” kata Dilla penuh keyakinan.
Hal tersebut disampaikan Dilla saat ditemui bersama Muslimin Tanja di Muarsabak, Senin 9 September 2024 pagi.
Dilla – MT dan tim nya sudah membuat kajian terhadap program yang paling tepat untuk nelayan. Hasilnya, nelayan tidak bisa lagi hanya diberi kapal tiga GT dengan alat tangkap tradisional.
Jika itu tetap dilakukan maka program yang dibuat hanya akan memelihara kemiskinan nelayan. Sulit berharap nelayan bersaing dengan nelayan daerah lain.
Alasannya, kapal atau pompong 3GT hanya mampu menjelajah di ring satu perairan. Armada itu tak akan sanggup berlayar jauh. Padahal di ring satu diketahui sumber ikan sudah sangat sedikit. Akibatnya penghasilan nelayan hanya akan habis hari ke hari.
“Jangankan untuk sejehtera, untuk bertahan hidup saja pasti kian berat,” jelas Dilla.
Dilla yang sudah berdiskusi langsung dengan sejumlah nelayan dan kelompok nelayan menyimpulkan bahwa nelayan Tanjabtim membutuhkan armada besar dengan alat tangkap yang relevan dengan kemajuan teknologi.
Tidak bisa lagi hanya mengandalkan jaring tetapi harus mulai dilatih migrasi ke rawai dan alat tangkap modern lainnya.
Soal nelayan rawai, Dilla menyebut di Nipahpanjang saat ini sudah ada sejumlah nelayan yang menggeluti pola tersebut. Hasilnya jauh lebih besar daripada nelayan mandiri yang mengandalkan pompong di wilayah jelajah ring satu atau di bawah tiga mill. Kelompok nelayan rawai di Nipahpanjang mampu membawa hasil tangkapan berkali lipat dibanding nelayan jaring pantai.
“Nanti akan kita buka, yang jelas kita punya strategi jitu untuk nelayan dan itu bukan bantuan pompong kecil,” kata Dilla.
Bukan hanya kapal dan alat tangkap, perhatian kepada nelayan juga akan melingkupi rumah yang layak dengan program bedah 1000 rumah nelayan. Lalu bantuan asuransi nelayan dengan target 5000 premi. Dilla – MT juga akan menggalakkan budidaya perikanan dengan program bantuan sarana produksi.
Bahkan Dilla – MT mempersiapkan antisipasi saat musim paceklik dengan bantuan pangan non tunai untuk nelayan.
“Dan kami menyiapkan hilirisasi produk – produk perikanan yang akan menjadikan istri – istri nelayan sebagai pilar utama penggeraknya. Kita menyusun program konferehensif dan lengkap. Sudah saatnya kita berani membuat perubahan fundamental. Sudah waktunya kita tinggalkan program yang hanya populis tapi justru menjebak dan mengundang mudarat,”tegas Dilla.
Seluruh program unggulan yang menjadi fokus rencana kerja Dilla – MT dipastikan sudah melalui dasar perhitungan matang bukan hanya soal strategi tetapi juga soal kemampuan menjalankan program tersebut.
“Kita tak mau hanya menjual janji manis tanpa visi. Visi kita jelas, perbaikan kesejahteraan masyarakat sangat niscaya asal kita kompak bersatu dan saling mendukung,” kata Muslimin Tanja menambahkan. ***