Jambi, AP – Rencana pernikahan Riri (27) dengan calon suaminya harus buyar di tengah jalan. Diduga ini akibat perbuatan tak menyenangkan dari calon suami.Kepada sejumlah awak media, Riri mengaku sudah dua tahun menjalani hubungan dengan calon suaminya yakni Reza Amarta Prayoga, yang merupakan anak dari Kepala Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Martayadi.
“Sebelumnya kami sudah bertunangan dan acara berjalan lancar,” katanya.
Kemudian lanjut Riri, dia dan calon suaminya sudah sepakat akan menikah pada Agustus lalu, namun mendekati hari pernikahannya, calon suaminya tidak kunjung datang.
Dirinya lantas menyambangi tempat calon suaminya bekerja di Penataran Calon Pegawai Kementrian Pendidikan di Sentul Jawa Barat, namun sesampai disana dirinya malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
“Saya susul ke Jawa Barat, namun di sana saya malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan, saya dituduh selingkuh dan main sama om-om,” jelasnya.
Padahal sambung Riri, semua persiapan pernikahan sudah selesai dari undangan, baju pengantin bahkan sewa gedung dan semua biaya pernikahan ditanggung olehnya.
“Karena dia (Reza,red) di Jawa Barat, jadi saya yang urus semuanya dan semua biayanya saya yang bayar, uangnya pun ibu saya minjam karena Reza janji akan menggantinya kalau proyek ayahnya cair,” terangnya.
“Saya sudah berupaya menyelesaikan dengan cara baik, tapi pas saya temui ayah Reza, saya dibilang gila padahal mereka sekeluarga datang di acara pertunangan,” tandasnya.
Atas perlakuan tersebut, korban akhirnya melaporkan ke Polda Jambi atas tuduhan penipuan dan pencemaran nama baik. Kasubbid Humas Polda Jambi, Kompol Wirmanto membenarkan laporan korban. Ditreskrimum Polda Jambi kini tengah melakukan penyelidikan.
“Masih kita cari pasal yang tepat untuk kasus ini. Pasal saat ini yang ditetapkan tidak memenuhi maka akan diganti dengan pasal lain sesuai tindak pidananya,” kata Wirmanto.
Namun saat di singgung mengenai masalah anak pejabat yang kini tengah ditangani pihaknya, Wirmanto mengatakan siap menegakkan hukum tanpa memandang status orang tersebut.
“Kalo salah ya mesti diproses hukum, tidak ada tebang pilih, mau anak pejabat pun akan kita tindak,” tegasnya. met