Jambi — Masyarakat Jambi diimbau untuk tidak keliru dalam memilih pemimpin, baik untuk posisi Gubernur Jambi, Walikota, maupun Bupati.
Menurut tokoh Jambi, Usman Ermulan, penting untuk menentukan calon pemimpin dengan menempatkan figur yang tepat.
“Pemimpin memiliki tugas untuk mensejahterakan masyarakat serta menjaga keamanan mereka,” ujar Usman, Kamis, 31 Oktober 2024.
Usman bilang, masyarakat harus dapat menjalani kegiatan sehari-hari, seperti makan dan belajar, tanpa terpengaruh oleh kenaikan harga barang, asalkan daerah tersebut aman.
“Untuk menjadi pemimpin, baik walikota, bupati, maupun gubernur, perlu orang-orang yang berpengalaman. Kita seharusnya tidak memilih orang yang baru ingin belajar,” ucap mantan Bupati Tanjung Jabung Barat dua periode ini.
Menurut Usman, jika seseorang hanya memiliki uang dan kemudian terpilih jadi pemimpin, itu berarti mereka baru mulai belajar tentang pengelolaan anggaran, kontrol anggaran, pelaksanaan pembangunan, serta tanggung jawab terhadap keamanan masyarakat.
“Pemimpin seharusnya tidak hanya berpikir bagaimana menghabiskan uang APBD. Menghabiskan APBD itu mudah, bahkan anak SMA pun bisa melakukan itu,” tambah mantan anggota DPR RI selama tiga periode di komisi keuangan, perbankan, dan perencanaan nasional tersebut.
Dia juga mencatat dalam sebuah proyek, oknum kepala daerah seringkali menerima fee yang kadang mencapai 17 persen, meskipun terkadang tidak ada kewajiban untuk menerima fee tersebut.
“Ini menjadi fokus pada target keuntungan, bukan lagi pada kesejahteraan masyarakat. Kita perlu berpikir tentang cara menjadikan daerah lebih ramai,” ungkapnya.
Dia memberi contoh bahwa calon Walikota Jambi harus mampu memikirkan strategi.
“Apa upaya yang dapat dilakukan. Misalnya, dengan menghapuskan retribusi masuk pasar, agar masyarakat lebih tertarik datang ke pasar. Hal ini mungkin dilakukan. Dengan menghapus retribusi, kita bisa menarik masyarakat ke pasar. Ketika pasar ramai, aktivitas ekonomi masyarakat di kota ini akan semakin hidup,” imbuhnya.
Dia juga menambahkan arus masuk ke kota ini perlu dipikirkan, termasuk jalur masuk dan arah keluar dari kota agar tidak terhambat.
Untuk itu, dibutuhkan pemimpin yang berpengalaman, profesional, dan memiliki visi ke depan tentang bagaimana mencapainya.
“Jika ada calon pemimpin yang hanya berpikir tentang bagaimana mengelola uang APBD, maka gelar tinggi pun tidak ada artinya. Anak SMA saja cukup untuk menghabiskan APBD. Terlebih lagi jika mereka hanya ingin mencoba menjadi pemimpin. Kasihan rakyat,” tegasnya. (Den)