BANGKO – Beda dengan siswa di tempat lain yang ke sekolah sangat aman dan bisa menikmati infrastruktur memadai, kondisi sebaliknya dirasakan siswa Sekolah Dasar (SD) di Air Liki, Kecamatan Tabir Barat.
Demi mengenyam pendidikan, puluhan siswa SD dan juga SMP satu atap di desa paling terisolir di Tabir Barat tersebut harus menantang maut setiap harinya. Untuk ke sekolah, mereka harus melintasi Sungai Batang Tabir yang berarus deras dan sewaktu-waktu bisa menyeret mereka.
Pulpy Marlinton, Kepala Desa Air Liki mengungkapkan bahwa setiap hari siswa di desanya harus melintasi sungai ke sekolah. Ini karena tidak ada jembatan untuk menyeberang dan itu sudah dirasakan warga sejak puluhan tahun lalu.
“Bangunan sekolah terletak di seberang sungai, karena tidak ada jembatan mau tidak mau harus melayang sungai. Arusnya cukup deras, karena sudah biasa jadi anak-anak tidak takut,” ungkap Pulpy, Jumat (18/11).