Sejak bulan Oktober 2016, lalu hingga Maret 2017, mendatang, ribuan Burung Migran asal Siberia berdatangan ke Pantai Cemara di Desa Sungai Cemara dan Pantai Babussalam di desa Air Hitam Lalut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).
Sebagai wilayah pesisir, tentunya Kabupaten Tanjabtim, memiliki banyak lokasi pantai terkenal. Seperti Pantai Cemara di Desa Sungai Cemara, Pantai Babussalam, Desa Air Hitam Laut. Kedua lokasi ini berada di Kecamatan Sadu.
Pantai Cemara, setiap tahun rutin menjadi lokasi persinggahan burung pantai migran yang datang dari Sibera, Kepala Disbudparpora Tanjabtim, Heri Widodo, melalui Muhasim selaku Staf Disbudparpora mengatakan, kedatangan burung migran terjadi sejak bulan Oktober 2016 lalu diprediksi bertahan menetap di pantai Tanjabtim hingga Maret 2017 mendatang.
“Sebelum ke Pantai Cemara, burung migran dari Siberia, ke Selandia Baru kemudian ke Pantai Cemara. Dari sini burung ini akan ke Australia,” papar Muhasim Senin kemarin (22/11).
Untuk menuju lokasi, Wisatawan Nusantara (Wisnu) dan Wisatawan Mancanegara (Wisman) harus menempuh jarak sejauh 195 Kilo Meter (KM) menuju Desa Sungai Cemara. Pelancong lokal khususnya dari Kota Jambi bisa melalui jalur darat atau menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, untuk sampai ke tempat ini melalui Kecamatan Nipah Panjang. Dari sini Wisnu, Wisman dlianjutkan menggunakan speed hingga Desa Air Hitam Laut.
“Dari Desa Air Hitam Laut sekitar 15 kilometer lagi ke Sungai Cemara dan menggunakan speedboat,” urainya. Setelah sampai dilokasi, pelancong tidak perlu khawatir untuk fasilitas yang tersedia. Penginapan dapat dilakukan dirumah warga, atau memilih mendirikan tenda disekitar lokasi berkumpulnya burung migran.
“Jangan lupa bawa kamera, untuk mengambil momen ribuan burung migran dilokasi, karena burung migran ada di Sungai Cemara hanya enam bulan saja setiap tahunnya,” kata Muhasim.
Rabu (30/11) mendatang, pelancong dari luar maupun dalam Tanjabtim, berduyun-duyun akan mendatangi Pantai Babussalam yang terletak di Desa Air Hitam Laut. Karena pada hari tersebut merupakan ritual kegiatan mandi safar yang dilaksanakan rutin setiap tahun.
“Untuk kegiatan tahun ini akan lebih meriah, karena dilokasi akan ada eksebisi layang-layang tingkat Nasional di Desa Air Hitam Laut,” jelasnya. Selain itu hiburan sebelum kegiatan adalah El Hawa dan Wak Kocai yang dilaksanakan sehari sebelum kegiatan mandi safar. Masyarakat yang mengikuti kegiatan, akan diberikan daun Sawang oleh panitia yang diikat dikepala.
“Daun Sawang ini sebelumnya dirajah sesepuh atau alim ulama. Tujuannya agar orang yang mandi terselamatkan dari gangguan binatang maupun makhluk halus,” terangnya.
Pelancong dari Kota Jambi harus menempuha jarak sepanjang 180 kilometer. Dari Kota Jambi pelancong menuju Kecamatan Nipah Panjang, untuk kemudian menyeberang menggunakan speedboat ke Desa Air Hitam Laut.
“Dengan ongkos speedboat Rp 80 ribu sekali menyeberang. Dilokasi pelancong tidak perlu khawatir mau tidur dimana, karena ada home stay maupun rumah warga yang dapat disewa untuk penginapan,” ujarnya.
Bagi pelancong yang gila memakan kuliner laut, tidak salah untuk bepergian ke Pantai Babussalam Air Hitam Laut. Karena banyak sekali makanan laut yang tersedia, mulai ikan laut, udang hingga kepiting.”Disini merupakan surganya kuliner laut, kalau mau ramai pas kegiatan mandi safar,” tutupnya.fni