Kerinci, AP – Sebagai salah satu daerah rawan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci akan mengajukan pembangunan kantor Search and Rescue (SAR), kepada Badan SAR Nasional (Basarnas) di Kerinci.
Dengan tidak adanya anggota SAR di Kabupaten Kerinci, menjadi salah satu kendala BPBD Kerinci melakukan penyelamatan dan pencarian korban bencana longsor dan tenggelam di daerah ini.
Kebenaran ini diungkapkan Kepala BPBD Kerinci, Evi Rasmianto kepada Aksi Post. Menurut dia, sebagai daerah rawan bencana, mestinya SAR ada di Kerinci.
“Seharusnya SAR ada di Kerinci, sebab tim SAR memiliki keahlian dalam melakukan pencarian korban longsor dan korban yang tenggelam,” ungkap Evi Rasmianto, Senin (28/11) kemarin.
Untuk memenuhi persyaratannya, sebut dia, saat ini pihaknya sedang menyusun proposal untuk diajukan ke Basarnas Republik Iindonesia (RI) melalui Gubernur Jambi.
“Harapan kita, apa yang kita ajukan nantinya bisa dikabulkan oleh Basarnas,” harap dia.
Evi Rasmianto mencontohkan, seperti adanya warga yang hilang di kawasan Gunung Tujuh beberapa waktu lalu, yang tidak ditemukan. Hal ini, sebut dia, salah satu penyebabnya karena anggota TRC Kerinci tidak ada yang memiliki keahlian dalam penyelaman.
“Makanya setiap ada yang tertimbun longsor, korban tenggelam dan hanyut seperti di Gunung Tujuh dan Batang Merangin, kita terpaksa mendatangkan anggota SAR dari Jambi. Kalau anggota TRC kita tidak punya keahlian menyelam untuk melakukan pencarian orang hilang,” terangnya.
Dia juga berharap, usulan pendirian SAR di Kerinci ini bisa dikabulkan Basarnas RI, sehingga bisa membantu bencana longsor di Kerinci. Karena SAR sangat dibutuhkan di kabupaten ini.
“Dalam Provinsi Jambi ada tiga daerah yang akan mengusulkan anggota dan kantor SAR, yakni Muarabungo, Tungkal dan Kerinci,” pungkas Evi Rasmianto. hen