Lima Desa di Kabupaten Merangin Terisolir, Kendaraan Roda Empat tak Bisa Lalu Lalang
Bangko, AP. – Tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur wilayah Tabir Barat, Kabupaten Merangin, membuat akses jalan Muara Kibul menuju Desa Ngaol, putus lantaran longsor. Membuat kendaraan roda 4 dan seterusnya tak biasa lalu lalang akibatnya tercatat sebanyak empat desa di daerah ini terisolir.
Selain Desa Ngaol, empat desa lainnya yakni Sungai Tabir, Telentam, Ngaol Ilir, dan Air Liki ikut terisolir, dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Menurut warga Desa Muara Kibul, Sukma Taufik, longsor terjadi Minggu malam (27/11), di Bukit Lipak Gajang, 10 KM (Kilo Meter red.) dari Desa Muara Kibul. Badan jalan yang awalnya dengan lebar empat meter, kini tersisa hanya tersisa dua meter saja.
“Hujan yang mengguyur wilayah Merangin, terutama wilayah Kecamatan Tabir Barat membenyabkan jalan itu longsor, karena tidak kuat menahan aliran air cukup deras” Kata Taufik, Senin (28/11).
Taufik menambahkan, hingga saat ini (kemaren red.) belum ada perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin dan pihak lainnya untuk menangani persoalan ini.
Bupati Merangin H Al Haris, yang dikonfirmasi mengatakan, putusnya jalan tersebut, sangat berkaitan dengan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
“Jadi ini akibat PETI, karena tanah penahan air itu sudah tergerus oleh aktivitas PETI,” ungkap orang nomor satu di Kabupaten Merangin ini.
Meskipun akibat PETI, Al Haris mengaku sudah memerintahkan Dinas PU bersama BPBD Merangin untuk memperbaiki akses jalan tersebut agar seluruh aktivitas masyuarakat khususnya dari empat yang teresolir tidak terganggu.
“Malam tadi sudah saya perintahkan seluruh instansi terkait untuk segera ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk mencarikan solusi atas ambuknya jalan milik rakyat desa itu. Sekarang saya masih menunggu laporan, lebih lanjut dari petugas yang telah diterjunkan ke lapangan, kemungkinan komunikasi agak sulit, disebabkan faktor cuaca yang tidak bersahabat sejak beberapa hari lalu katanyah.” nzr