Bangko, AP – Kabupaten Merangin menggelar Apel Nusantara Bersatu di halaman depan Kantor Bupati Merangin. Apel tersebut diikuti ribuan pelajar, pegawai, Tentara Nasoinal Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Karang Taruna dan organisasi kemasyarakatan. Rabu (30/11) kemarin.
Pada apel yang di mulai pukul 08.00 WIB tersebut, seluruh peserta apel mengenakan pita merah-putih yang diikatkan di kepala. Apel diawali dengan menyanyikan lagu-lagu semangat perjuangan.
Selanjutnya apel yang diwarnai kebinekaan tersebut, diisi orasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Merangin, H. Sibawaihi. Pada orasinya sekda mengajak seluruh masyarakat Merangin untuk terus bersatu padu.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati. Dari manapun asal kita, jika sudah tinggal di Kabupaten Merangin adalah warga Merangin,” ujarnya.
Kedepan, lanjut Sekda, atas kebersamaan tersebut Kabupaten Merangin akan jauh lebih baik. Tidak ada kata berpisah, bermusuhan dan bercerai-berai. Seluruh masyarakat Merangin, sebutnya, adalah satu kesatuan.
Selain itu H. Sibawaihi meminta kepada para pelajar untuk terus giat menuntut ilmu, guna mengejar cita-cita. Selain itu iya juga minta pelajar untuk meninggalkan hal-hal negatif seperti tawuran, pergaulan yang menjerumuskan sampai jadi pecandu Narkoba, dan hal tidak terpuji lainnya.
“Sebab semua itu bukan budaya kita. Jadi lah generasi muda yang beretika, soleh dan menjadi kebanggaan orang tua, daerah, bangsa dan negara,” tegasnya, disusul tepuk tangan meriah dari para peserta apel.
Orasi selanjutnya giliran Buya Rahim, utusan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Buya asal Jawa itu juga menekankan NKRI harga mati.
“Bersatu tidak pandang bulu, jangan biarkan ada pihak yang mengkoyak-koyak bangsa kita,” tegasnya.
Sedangkan dari tokoh pemuda, tampil Muchlisin membawakan orasinya. Ketua GP Anshor Merangin tersebut menekankan bahwa persoalan telah selesai. Dikatakannya, bicara persatuan pemuda telah selesai pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
“Bhineka Tunggal Ika itu sudah sangat teruji dari dulu kala, sehingga tidak perlu diragukan lagi keutuhannya. Semua elemen bersatu dalam NKRI adalah harga mati,” tegas Muchlisin yang juga wartawan Tribun Jambi ini.
Selain itu, pada Apel Nusantara Bersatu tersebut ditampilkan pembacaan puisi oleh budayawan Merangin, Asro dan kawan-kawan, tarian daerah dan lagu-lagu semangat perjuangan Indonesia bersatu. nzr